Paris, MINA – Prancis telah melarang penggunaan plastik untuk mengemas sebagian besar buah dan sayuran.
Larangan itu mulai berlaku pada Sabtu (1/1/2022) di bawah peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah Presiden Prancis Emmanuel Macron, dimaksudkan menghapus plastik sekali pakai karena polusi memburuk secara global.
Dikutip dari Al Jazeera, di bawah aturan baru itu, daun bawang, wortel, tomat, kentang, apel, pir, dan sekitar 30 barang lainnya tidak bisa dijual dalam plastik. Sebaliknya, barang-barang itu harus dibungkus dengan bahan yang dapat didaur ulang.
Plastik masih akan diizinkan untuk buah-buahan yang lebih rapuh seperti bery dan persik, tetapi akan secara bertahap dihapus di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Majalah dan publikasi lainnya juga harus dikirim tanpa pembungkus plastik, dan restoran cepat saji tidak lagi diizinkan menawarkan mainan plastik gratis kepada anak-anak.
Pemerintah mengatakan, peraturan baru ini diharapkan dapat menghilangkan sekitar 1 miliar item sampah plastik per tahun.
Anne-Elisabeth Moutet, seorang jurnalis dan penulis Prancis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ada reaksi beragam terhadap aturan baru tersebut.
“Ini agak skizofrenia karena di satu sisi, orang Prancis sangat sadar akan perlunya mengurangi penggunaan plastik. Ada dukungan luas untuk tidak menggunakan begitu banyak plastik. Pada saat yang sama, begitu Anda membeli sayuran sendiri, Anda menyadari bahwa tidak ada yang dilakukan untuk menemukan cara baru membungkus, yang menghentikan produk agar tidak membusuk terlalu cepat,” katanya.
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Sementara itu, industri pengemasan Prancis mengatakan kecewa dengan aturan baru, terutama larangan penggunaan plastik daur ulang.
“Kami tidak pernah diajak berkonsultasi,” keluh Laurent Grandin, ketua asosiasi Interfel sektor buah dan sayur. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant