Beirut, MINA – Presiden Michel Aoun memperingatkan bahwa Lebanon akan “ke neraka” jika pemerintah baru tidak dibentuk.
Pidatonya di televisi pada Senin (21/9) menggarisbawahi tantangan berat yang dihadapi upaya Perancis untuk membuat para pemimpin Lebanon yang rapuh membentuk pemerintahan baru dan menyelamatkan negara dari krisis keuangan, demikian MEMO melaporkan.
Krisis yang diperburuk oleh ledakan dahsyat pada Agustus di pelabuhan Beirut, menandai ancaman terburuk bagi stabilitas Lebanon sejak perang saudara 1975-90. Batas waktu yang disepakati dengan Pemerintah Paris untuk pembentukan pemerintah disahkan pekan lalu.
Proses tersebut menemui jalan buntu karena permintaan dua partai dominan Syiah, Hizbullah dan sekutunya Gerakan Amal, untuk menunjuk menteri dari kelompok Syiah, termasuk menteri keuangan.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Aoun yang merupakan sekutu Hizbullah, mengatakan bahwa usulan itu belum diterima. Dia menggambarkan masalah itu sebagai perselisihan antara partai-partai Syiah di satu sisi dan Perdana Menteri Sunni Mustapha Adib yang ditunjuk bersama oleh mantan perdana menteri yang mendukungnya di sisi lain.
Ketika ditanya, ke mana tujuan Lebanon jika tidak ada kesepakatan? Aoun menjawab, “tentu saja, ke neraka.”
Ditanya oleh wartawan, apakah komentarnya berarti tidak ada harapan untuk pemerintahan baru, Presiden Kristen Maronit itu berkata, “Tidak, mungkin ada keajaiban.” (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA