California, MINA – Presiden Bank Dunia David Malpass mengingatkan, produksi energi global mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan diversifikasi dari Rusia, memperpanjang risiko stagflasi.
Berbicara di Universitas Stanford California pada Rabu (28/9), Malpass mengatakan, kemungkinan resesi meningkat di Eropa karena kelemahan euro dan inflasi yang tinggi, yang selanjutnya membatasi prospek pertumbuhan jangka panjang kawasan euro.
“Negara berkembang menghadapi prospek jangka pendek yang sangat menantang yang dibentuk oleh harga pangan, pupuk, dan energi yang meningkat tajam, kenaikan suku bunga dan selisih kredit, depresiasi mata uang, dan arus keluar modal,” katanya, Anadolu Agency melaporkan.
Perlambatan tajam dalam pertumbuhan global yang semakin dalam ke dalam resesi global adalah “bahaya yang mendesak” bagi negara berkembang, katanya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Jika kebijakan fiskal dan moneter saat ini menjadi normal baru, itu menyiratkan penyerapan modal global yang besar oleh pemerintah maju memperpanjang kurangnya investasi di negara-negara berkembang dan menghambat pertumbuhan di masa depan,” kata Malpass.
“Tantangan ekonomi makro yang dihadapi pembangunan adalah konsekuensial dan mungkin memburuk,” tambahnya.
Pasokan energi Rusia semakin sulit diakses di Eropa sejak melancarkan perang terhadap negara tetangga Ukraina pada 24 Februari. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Mi’raj News Agency (MINA)