AS Berada di Jurang Resesi Jika Gagal Bayar Utang

Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo. (Foto: sok. Press TV)

Washington, MINA – Seorang pejabat Departemen Keuangan (AS) mengatakan, negara itu berada dalam besar-besaran yang akan menghilangkan jutaan pekerjaan jika gagal membayar utangnya pada 15 Juni mendatang.

Peringatan suram dikeluarkan pada Ahad (14/5) oleh Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo, karena negosiasi untuk membuat kesepakatan utang diperkirakan akan dilanjutkan pekan depan. Press TV melaporkan.

Bahkan, mereka mengatakan default (gagal beyar utang) dapat menyebabkan konsekuensi drastis bagi negara, termasuk resesi yang menjulang dan kemungkinan penularan keuangan global.

“Kita seharusnya tidak berada di sini,” kata Adeyemo dalam sebuah wawancara, mengulangi seruan pemerintahan Biden kepada anggota parlemen untuk mengakhiri kebuntuan dan memperluas otoritas pinjaman AS.

“Jika Kongres gagal mencapai kesepakatan dengan pemerintah, kita akan mengalami resesi dan itu akan menjadi bencana besar,” kata pejabat Departemen Keuangan tersebut. Ia menambahkan, “Amerika Serikat tidak pernah gagal bayar utangnya.”

Biden mengatakan, dia menginginkan kenaikan plafon utang, tetapi Partai Republik bersikeras bahwa setiap perpanjangan otoritas pinjaman negara, yang saat ini dibatasi hingga $31,4 triliun, disertai dengan pembatasan pengeluaran yang substansial.

Putaran baru pembicaraan plafon utang antara Biden dan para pemimpin Republik, termasuk Ketua DPR Kevin McCarthy, telah ditunda hingga pekan depan.

Para pemimpin Kongres harus membahas cara-cara untuk menuntaskan kesepakatan tentang kebijakan fiskal, kata Adeyemo.

“Tidak ada alasan kita tidak boleh menaikkan batas utang dan mencegah gagal bayar di negara ini; gagal bayar yang dapat menyebabkan resesi besar-besaran yang akan menghabiskan jutaan pekerjaan bagi kami,” katanya.

Pada hari Kamis (11/5), Menteri Keuangan AS Janet Yellen meminta Kongres untuk menaikkan batas utang federal dan mencegah gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan memicu krisis ekonomi global.

“Itu juga akan berisiko merusak kepemimpinan ekonomi global AS dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kita untuk mempertahankan keamanan nasional kami,” kata Yellen.

Menteri Keuangan pada 2 Mei lalu memperingatkan bahwa AS mungkin kehabisan uang paling cepat 1 Juni, jika Kongres gagal menaikkan atau menangguhkan batas utang. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Chamid Riyadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.