Brasilia, MINA – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mendorong mata uang BRICS untuk memfasilitasi perdagangan antarnegara anggota dan mengurangi ketergantungan pada sistem dolar AS.
Presiden Lula mendorong terutama mengingat meningkatnya tarif ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Gujarat Samachar melaporkan, Kamis (14/8).
“Kami tidak ingin melemahkan dolar; dolar adalah mata uang yang penting. Namun, kami dapat menciptakan mata uang khusus untuk perdagangan di dalam BRICS. Ini adalah ide yang perlu kami jajaki,” ujar Lula.
Dia secara konsisten mendukung perlunya menguji ide tersebut, dengan menyatakan, “Kita perlu mencobanya. Jika gagal, saya akui saya salah, tetapi seseorang perlu meyakinkan saya tentang hal itu.”
Baca Juga: Spanyol Kecam Rencana Perluasan Pemukiman Ilegal Israel
Brasil juga telah meluncurkan paket langkah-langkah untuk mendukung eksportir yang terdampak tarif 50% yang diberlakukan oleh pemerintah AS.
Diluncurkan pada Rabu (13/8), inisiatif yang disebut Brasil Berdaulat menyediakan 30 miliar real (sekitar 5,562 miliar dolar AS) dalam bentuk pinjaman terjangkau, keringanan pajak, dan langkah-langkah lainnya, dengan memprioritaskan usaha kecil dan mereka yang bergerak di bidang makanan yang mudah rusak.
Inisiatif juga memfasilitasi pengadaan publik dari sektor pedesaan dan agroindustri yang terdampak, memodernisasi sistem jaminan ekspor, dan mengaktifkan kembali program pengembalian pajak dalam rantai produksi.
Dalam pidato pengumuman tersebut, Lula menolak argumen pemerintah AS untuk mengenakan tarif pada produk-produk Brasil.
Baca Juga: 7 Negara Amerika Latin akan Gabung BRICS
“Penting untuk dikatakan bahwa kita tidak boleh gugup, khawatir, atau terlalu bersemangat ketika terjadi krisis. Krisis ada agar kita dapat menciptakan hal-hal baru. Yang tidak menyenangkan adalah tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk mengenakan tarif pada Brasil,” katanya.
Meskipun tarif tersebut tidak dapat dibenarkan, Brasil tidak akan menerapkan langkah-langkah timbal balik untuk sementara waktu, tambahnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 83% Warga Jerman Dukung Penghentian Ekspor Senjata ke Israel