Baku, MINA – Presiden Forum Pemuda Kerjasama Islam (ICYF) Taha Ayhan telah mengeluarkan pernyataan pada peringatan 31 tahun genosida Khojaly yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Armenia di kota Khojaly, Azerbaijan.
Dalam pernyataannya dilaporkan AZERTAC, Ahad (26/2), Taha Ayhan memperingati 31 tahun genosida di kota Khojaly Azerbaijan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Armenia pada 26 Februari 1992.
Presiden ICYF menegaskan kembali, genosida Khojaly adalah akibat pendudukan ilegal wilayah Azerbaijan oleh Republik Armenia dan merupakan salah satu kejahatan genosida paling mengerikan yang dilakukan dalam sejarah umat manusia di abad ke-20 karena skala, kebrutalan, dan perlakuan tidak manusiawi.
Taha Ayhan menekankan pentingnya menerapkan hukum internasional yang relevan untuk menghukum para pembunuh dari Armenia yang melakukan tindakan genosida ini.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Sambil percaya bahwa akhir pendudukan Armenia memiliki arti penting untuk pembentukan tatanan dan perdamaian yang telah berlangsung lama di seluruh wilayah,” ujarnya.
Selain itu, Taha Ayhan juga menekankan pentingnya mengupayakan kemakmuran dan kesejahteraan di kawasan, terutama untuk kemajuan kaum muda.
Presiden ICYF sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Pemerintah dan Rakyat Azerbaijan.
Pada 25-26 Februari 1992, terjadi pembantaian pada penduduk etnis Azerbaijan di kota Khojaly Azerbaijan. Sejarah mencatat momentum itu sebagai Tragedi Khojaly atau Pembantaian Khojaly.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Menurut Azerbaijan, Human Rights Watch dan pengamat internasional lainnya, pembantaian diduga dilakukan oleh angkatan bersenjata Armenia dengan bantuan Regimen Rusia ke-366.
Akibat kekejaman ini sebanyak 613 orang, termasuk 106 wanita, 63 anak-anak dan 70 orang tua telah dibunuh, sedangkan 1.275 orang telah disandera dan disiksa.
Sementara 150 sandera, termasuk 68 wanita dan 26 anak, masih belum diketahui.
Selain itu, 487 orang terluka parah selama pembantaian ini.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Apalagi sebanyak delapan keluarga telah dibantai, dan 155 anak kehilangan orang tuanya.
Mengacu pada Komunike Akhir Kairo (Paragraf 117) yang diadopsi oleh Sidang ke-12 KTT Islam, yang diadakan di Kairo pada tahun 2013 dan Resolusi No. 51/48-POL tentang “Solidaritas dengan para korban Pembantaian Khojaly tahun 1992” yang diadopsi oleh Sidang ke-48 Dewan Menteri Luar Negeri (CFM) OKI yang diadakan di Islamabad pada 2022, menganggap tindakan yang dilakukan terhadap penduduk sipil Azerbaijan di kota Khojaly yang diduduki, sebagai kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di tingkat nasional dan internasional.
Sementara Resolusi No. 7/48-C tentang “Lembaga Terafiliasi (B)” yang diadopsi kembali oleh Sidang ke-48 CFM OKI, yang memuji kegiatan kampanye kesadaran sipil internasional “Keadilan untuk Khojaly” untuk meningkatkan kesadaran internasional tentang genosida Khojaly.(T/R1/P1)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)