Baghdad, MINA – Presiden Irak Barham Salih mengutuk serangan pasukan AS terhadap Kataeb Hizbullah yang merupakan bagian dari Unit Mobilisasi Rakyat (PMU) Irak, karena jumlah korban tewas akibat serangan itu mencapai lebih dari dua lusin.
Kantor Berita Irak (INA) melaporkan pada Jumat (27/12), Salih mengutuk serangan itu sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan merusak bagi negara.
Menurutnya serangan itu bertentangan dengan perjanjian antara Baghdad dan Washington, demikian Press TV melaporkan, Ahad (29/12).
Mayor Jenderal Abdul Karim Khalaf, Jurubicara Panglima Angkatan Bersenjata Irak, mengatakan bahwa perdana menteri sementara Irak Adel Abdul-Mahdi juga menyuarakan penentangannya terhadap serangan-serangan itu dalam sebuah pesan kepada Menteri Pertahanan AS Mark Esper .
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Mengebom markas PMU adalah pemburukan berbahaya yang membahayakan keamanan Irak dan kawasan itu,” kata sumber media Irak mengutip pernyataan Abdul-Mahdi.
Perdana menteri itu juga dilaporkan memerintahkan Komando Operasi Gabungan Irak (JOC) untuk tidak mengizinkan operasi udara atau darat terjadi di negara itu tanpa persetujuan pemerintah.
Sebelumnya pada hari Jumat, pasukan AS melakukan serangan udara di sejumlah pangkalan Kataeb Hizbullah di provinsi barat Anbar, Irak, menewaskan sedikitnya 25 orang dan menyebabkan 51 lainnya luka-luka, menurut PMU. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza