Doha, MINA – Presiden Iran Ebrahim Raisi bertemu dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, di Doha, Senin (21/2), dan mengatakan negaranya siap membantu menemukan solusi yang sesuai untuk pembicaraan nuklir.
Sebelumnya dalam pembicaraan tidak langsung, Raisi telah mendesak Amerika Serikat mencabut sanksi untuk menyelamatkan pakta nuklir 2015. Al Jazeera melaporkan.
Komentar Raisi disampaikan saat singgah di Qatar dalam perjalanan mengikuti pembicaraan lanjutan di Wina yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan antara Iran dan kekuatan dunia, tentang pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
“Jaminan sangat penting untuk mencapai kesepakatan dalam pembicaraan nuklir,” kata Raisi pada konferensi pers bersama dengan Tamim al-Thani.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
AS keluar dari kesepakatan nuklir pada 2018 di bawah Donald Trump, yang mengatakan itu tidak cukup tangguh dan memulai kampanye “tekanan maksimum” pada Teheran, termasuk sanksi baru yang keras, sementara. Iran telah menyatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu dalam pembicaraan yang diawasi ketat oleh negara-negara Teluk yang prihatin dengan program rudal Iran dan proksi regional.
Emir Qatar mengatakan negaranya siap melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu membawa solusi yang dapat diterima semua pihak dalam pertemuan di Wina nanti.
Sebelumnya, Qatar dan Iran menandatangani perjanjian bilateral dalam kunjungan pertama seorang presiden Iran ke Doha dalam 11 tahun, dalam rangka menghadiri pertemuan puncak eksportir gas.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Hari ini kita telah memperluas kerja sama di bidang ekonomi, energi, infrastruktur, budaya, dan ketahanan pangan,” kata Presiden Raisi. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina