Yerusalem, 11 Sya’ban 1438/8 Mei 2017 (MINA) – Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier berusaha menghilangkan perselisihan diplomatik antara negaranya dengan Israel saat berkunjung pada hari Ahad (7/5) ke Yerusalem yang diduduki.
Kunjungan Steinmeier adalah yang pertama ke Israel sejak ia menjadi presiden pada Maret dan pertama ke negara manapun dalam kapasitas di luar Eropa.
Kunjungan itu dilakukan setelah terjadi perselisihan antara Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu telah membatalkan sebuah pertemuan 25 April dengan Gabriel setelah diplomat yang berkunjung ke Israel menolak untuk membatalkan pertemuan dengan kelompok hak asasi manusia yang mengkritik pemerintah Israel.
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel
“Hubungan fondasi (Israel-Jerman) begitu kuat sehingga saya pikir dapat bertahan dalam turbulensi seperti itu yang terjadi dalam 14 hari terakhir,” kata Steinmeier di kediaman Presiden Israel Reuven Rivlin di Yerusalem, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA.
Steinmeier tidak dijadwalkan untuk bertemu dengan kelompok yang berpotensi memancing kontroversial selama kunjungannya tersebut. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata