Elmau, MINA – Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara di sela-sela menghadiri undangan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6).
Pertama, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya membahas tentang penguatan kerja sama ekonomi dan terkait Presidensi G20 Indonesia.
“Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi,” ujar Presiden dalam kesempatan itu.
Di sektor energi baru dan terbarukan, Presiden berharap Jerman bisa menjadi mitra dalam mengolah potensi 474 gigawatt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia. Ia juga mengapresiasi apresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan komitmen pendanaan sebesar EUR 2,5 miliar selama lima tahun.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Terkait sektor industri teknologi tinggi, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai dan mobil listriknya. Ia melihat potensi kerja sama pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok cip global.
“Indonesia juga siap untuk tindak lanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global,” ucap Jokowi.
Kedua, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Jokowi berkomitmen tinggi untuk terus meningkatkan kerja sama Indonesia-Kanada ke depan.
“Tahun ini kita memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Kanada. Indonesia dan Kanada harus terus mendorong spirit kerja sama, spirit kolaborasi dan spirit multilaterisme dalam menghadapi tantangan global saat ini,” katanya.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Oleh karena itu, untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi, Presiden Jokowi mendorong penuntasan perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada 2023 yang akan memberikan sinyal positif bagi dunia usaha Indonesia dan Kanada.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kanada terhadap Presidensi Indonesia di G20.
Ketiga, Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut mengatakan, kedua pemimpin mengapresiasi kuatnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
Dalam pertemuan itu, ucap Retno, PM Boris Johnson mengatakan, roadmap untuk kerja sama bilateral sudah ada.
“Dengan sudah adanya roadmap tersebut, maka akan lebih mudah untuk memperkuat hubungan kedua negara,” kata Retno.
Hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi dan PM Boris Johson adalah keduanya bersepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan ketahanan pangan.
Keempat, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kedua pemimpin membahas situasi di Ukraina juga terkait Presidensi G20 Indonesia.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas upaya Presiden Macron untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina.
“Kita semua paham situasi sangat kompleks. Namun kita perlu terus upayakan penyelesaian secara damai. Jika perang berlanjut, krisis pangan yang terjadi saat ini akan makin memburuk,” ucap Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Prancis terhadap Presidensi G20 Indonesia. Presiden Macron sampaikan kembali dukungan kuat terhadap presidensi Indonesia dan yakin bahwa G20 akan sukses dan dapat menghasilkan kerja sama konkret.
Presiden Jokowi menyampaikan upaya penguatan bilateral Indonesia dan Prancis, baik di bidang ekonomi maupun di bidang pertahanan dan industri strategis.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Terakhir, Presiden Jokowi melakukan pertemuan juga dengan salah satu undangan KTT G7, yaitu PM India Narendra Modi. Kedua pemimpin membahas upaya penguatan kerja sama di bidang pangan.
“Mengenai kerja sama terkait perdagangan bahan pangan antara dua negara, saya akan minta Menteri Perdagangan Indonesia untuk segera berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan India,” ujar Presiden.
Terkait situasi di Ukraina, Presiden Jokowi menyerukan kembali pentingnya perang untuk dihentikan.
“Saya senang Indonesia dan India memiliki posisi yang kurang lebih sama antara lain mendesak penyelesaian secara damai,” ucap Presiden.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan kuat India terhadap Presidensi G20 Indonesia. Indonesia juga akan mendukung penuh Presidensi G20 India tahun depan.
Presiden Jokowi bersama negara mitra G7 lainya yaitu Presiden Argentina Alberto Fernandez, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Senegal Macky Sall, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hadir sebagai undangan KTT G7 ke-48 digelar di Elmau, Jerman.
Pertemuan tersebut merupakan pertemuan tahunan negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis. Indonesia hadir sebagai negara mitra G7 sekaligus Presidensi G20. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Meriahkan BSP, LDF Al-Kautsar Unimal Gelar Diskusi Global Leadership