Jakarta, MINA – Presiden Joko Widodo, Senin (24/12) pagi tiba di Kecamatan Tanjung Lesung, Labuan, Banten untuk melihat dampak bencana tsunami dan menjenguk para korban.
Jokowi yang didampingi Panglima ABRI, Menteri PUPR dan beberapa menteri kabinet lainnya, mengunjungi Posko Tanggap Darurat di mana dia mendapatkan penjelasan tentang evakuasi para korban dan kondisi kerusakan akibat bencana itu.
Kemudian Presiden menuju Puskesmas Labuan di mana sejumlah korban tsunami dirawat. Dari sana Jokowi juga mengunjungi tempat pengungsian untuk menengok para korban yang kehilangan tempat tinggalnya.
Presiden kemudian meninjau dapur umum, sebelum mengunjungi tempat pengungsian lainnya di Labuan didampingi Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Kapolri, Gubernur Banten dan Bupati Pandeglang.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Tsunami yang melanda pesisir Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam menelan 281 korban tewas, 1016 orang luka, 57 lainnya hilang dan menyebabkan 11.587 jiwa mengungsi.
Kabupaten Pandeglang merupakan lokasi terdampak tsunami paling parah, di mana 207 korban tewas, 755 orang luka dan 7 hilang serta 11 ribuan pengungsi berasal dari sana.
Presiden melanjutkan kunjungannya ke Vila Mutiara dan Stefani di Carita yang lokasinya sangat dekat dengan pantai. Kedua vila ini rusak parah dan mengakibatkan sejumlah pengunjung tewas di sana.
Kepada pers, Presiden menyatakan apresiasinya terhadap Tim Tanggap Darurat yang telah melakukan evakuasi para korban baik yang tewas maupun yang luka, dengan cepat.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Terkait tsunami, dia membenarkan kali ini tidak diawali oleh gempa seperti biasanya, sehingga orang-orang yang sedang wisata pada liburan Natal dan Tahun Baru tidak siap meghadapi bencana ini.
Tentang penyebab tsunami yang diduga akibat aktivitas vulkanik, Jokowi mengatakan, “belum bisa menyimpulkan, data sedang dikumpulkan dan akan diteliti.” (L/RS1/P1)
Miraj News Agency/MINA
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025