Presiden Jokowi Terima Buku “Dasawarsa Diplomasi Batik Indonesia”  

Solo, MINA – Wakil Menteri Luar Negeri Dr. A.M. Fachir menyerahkan secara simbolis buku “Dasawarsa Indonesia” kepada Presiden Joko Widodo pada acara Peringatan Nasional (HBN) 2019 pada Rabu (2/10) di Keraton Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah.

Buku “Dasawarsa Diplomasi Batik Indonesia” yang disusun oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemlu RI bersama dengan Yayasan Tjanting Batik Nusantara, merupakan bagian dari peringatan sepuluh tahun ditetapkannya Batik Indonesia sebagai Warisan Takbenda United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Buku tersebut merekam hal-hal yang telah dilakukan oleh Kemlu RI, baik di tanah air maupun di perwakilan Ri di luar negeri dalam upaya mendorong pengakuan dan lebih jauh memperkuat Batik sebagai identitas diplomasi Indonesia di dunia.

Acara Perayaan HBN 2019 yang mengambil tema “Membatik Untuk Negeri” diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama dengan Kemenperin, Kemlu, dan BEKRAF dan sejumlah pemangku kepentigan terkait batik dari pengusaha dan media.

Dalam acara peringatan HBN 2019, beserta Ibu Iriana Joko Widodo juga berkesempatan mengunjungi booth “Diplomasi Batik Indonesia” yang digagas oleh BPPK Kemlu.

Booth Diplomasi Batik Indonesia berdesain empat pilar sebagai representasi simbol prioritas Kebijakan Luar Negeri RI dalam motif kain batik, yaitu motif parang melambangkan penjagaan kedaulatan NKRI, motif truntum melambangkan perlindungan WNI, motif sidomukti melambangkan diplomasi ekonomi, dan, motif sekar jagad melambangkan peran aktif Indonesia di Kawasan dan dunia.

Dalam kaitan ini, setiap pilar pada booth menampilkan showcase dokumentasi kegiatan Diplomasi Batik Indonesia di seluruh dunia, dimulai semenjak kampanye pencalonan hingga dimasukkannya Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, serta kegiatan promosi Batik oleh Perwakilan RI di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan HBN 2019, Kemlu dan YBI juga menyelenggarakan diskusi dengan tema “Napak Tilas 10 Tahun Pengakuan UNESCO untuk Batik Indonesia”.

Diskusi membahas sudut pandang historis pencalonan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2009 serta upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk lebih lanjut memperkuat citra Batik Indonesia di dunia.

Dalam diskusi,juga diingatkan, Batik membawa berbagai prestasi diplomasi, antara lain ditetapkannya Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia 2014 oleh World Craft Council, dan Pekalongan sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network tahun 2014. (T/Sj/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.