Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Kazakhstan: Pemerintah Bertindak Cepat Lawan Covid-19

Rana Setiawan - Senin, 29 Juni 2020 - 16:55 WIB

Senin, 29 Juni 2020 - 16:55 WIB

4 Views

Nur-Sultan, MINA – Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev menapik jika negaranya kalah melawan pandemi virus corona atau covid-19. Presiden Tokayev menjawab kritik dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, jika kebijakan yang dibuat pemerintahannya dinilai kurang tanggap.

Dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Kazakhstan Ana Tili, Kamis, 25 Juni 2020, Presiden Tokayev menjelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan rakyat Kazakhstan terkait kebijakan pemerintah terhadap pandemi covid-19. Seperti strategi penanganan hingga kebijakan luar negeri dalam masa pandemi.

Presiden Tokayev mengatakan, negaranya merespon covid-19 pada awal kemunculannya dengan menetapkan keadaan darurat. Menerapkan lockdown dan aturan ketat lebih dari 30 hari guna membantu tenaga kesehatan mencegah penularan dan kematian massal. Namun, seperti negara lain, kebijakan pemerintah Kazahkstan juga tak lepas dari kritik rakyatnya.

Menanggapi kritik, Presiden mengatakan pandemi telah mengubah cara hidup semua umat manusia, di mana bahkan negara paling maju, seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, hingga raksasa Asia; Cina, Jepang, Korea Selatan, dan banyak lainnya, berada dalam posisi sulit. “Karenanya, argumen Kazakhstan kalah dari pandemi itu tidak benar,” tegas Tokayev.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Ia menyebut, dalam bidang kesehatan pemerintah bertindak cepat dengan meningkatkan pelayanan perawatan, pasokan darurat dan keamanan negara. Kazakhstan juga membangun tiga rumah sakit khusus penanganan pandemi covid-19 di beberapa kota Nur-Sultan, Almaty, dan Shymkent.

Setiap daerah, kata Presiden, menerima peralatan yang diperlukan bahkan petugas kesehatan terus berjuang tanpa pamrih siang dan malam. Hingga saat ini, jumlah pasien covid-19 di Kazakhstan bahkan mencapai 20.000 orang. Presiden menyebut penyakit ini tidak mengenal batas dan wilayah negara.

Saat ini presiden meminta rakyatnya merawat semua orang yang mereka sayangi dan mengikuti aturan menjaga jarak, serta mempertimbangkan membuat sanitasi yang baik dan higienis ketika Kazakhstan sudah melewati pandemi ini.

“Saat ini dunia telah berubah, globalisasi telah kehilangan pijakan demi isolasi diri dan kelangsungan hidup warga negaranya,” imbuhnya.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Presiden Tokayev pada 2008 memprediksi, dalam politik, kita menyaksikan peningkatan permintaan akan nasionalisme baik dalam kebijakan domestik maupun hubungan internasional. Dan suara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata Presiden, terdengar lebih lemah sebagai organisasi internasional.

“Konfrontasi antara kekuatan utama meningkat, konflik regional meningkat, dan untuk Kazakhstan, ini adalah tren yang tidak menguntungkan,” ujar Presiden Tokayev.

Kazakhstan konsisten menunjukkan sikap damai dan kesiapannya untuk berkontribusi bagi keamanan global dan regional sebagai negara pemimpin gerakan anti-nuklir. Kazakhstan, Presiden berkata, akan mendukung secara kuat perlucutan senjata umum, meskipun negaranya akan mendapat sanksi dan konfrontasi politik.

Hasil dari kerja keras dalam kerja sama internasional dan regional, dengan membatasi perbatasan dengan Rusia, Cina, dan negara Asia Tengah terbayar hari ini. Ketika kurangnya perjanjian tentang perbatasan, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Presiden Tokayev menyebutnya gaya khas Kazakhstan dalam diplomasi internasional sudah diraih oleh pendiri negara sekaligus Presiden Pertama Nursultan Nazarbayev. Ia merupakan pemimpin yang sangat mengandalkan multi-vektor, membuat kebijakan luar negeri seimbang dengan penekanan pada kemitraan strategis, kerja sama dengan Rusia dan integrasi regional.

Karena perubahan dalam politik selalu berlangsung, preiden menekankan negaranya akan mengurus kepentingan nasionalnya. Sama seperti yang dia katakan di KTT EAEU pada 19 Mei, integrasi apa pun akan didukung selama tidak merusak kedaulatan Kazakhstan.

Penghargaan Negara

Presiden Tokayev juga mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk kerja sama regional. Selain itu ia juga menyebut di Asia Tengah, Kazakhstan dan Uzbekistan adalah negara yang dikenal akan kerja sama skala besar, termasuk ekonomi. “Kazakhstan berkewajiban mempertahankan posisi terdepan,” kata dia.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Di sisi lain, dalam budaya sehari-hari dan tradisi mereka yang kaya, ia mengatakan orang-orang Kazakhstan dikenal karena kemurahan hati, kesabaran dan kasih sayang mereka. Selain itu orang Kazakhstan disebut memiliki kemampuan untuk memahami alam semesta dengan pandangan filosofis yang benar-benar luas.

Namun, masyarakat Kazakh tahu benar tentang kekurangan mereka sendiri, yang tercermin dengan baik dalam buku ciptaan Abai yang abadi, “The book of words”. Presiden Tokayev percaya bangsa itu harus menantang dirinya sendiri dan secara mendasar merevisi pandangannya yang sudah mengakar tentang buruh dan pekerja keras.

Penghargaan negara (“Terima kasih rakyat” dan “Kemuliaan Buruh”) ditujukan untuk merayakan pekerja biasa. Bertujuan membantu menumbuhkan rasa hormat yang besar kepada para pekerja sehingga generasi muda Kazakh memahami pengakuan publik dapat dicapai tidak hanya di posisi bergengsi. tetapi juga dengan kerja sederhana.

Di sisi lain, terdapat masalah di pasar tenaga kerja yang saat ini sedang menunggu solusi. Negara ini sendiri memiliki dua juta wiraswasta, dan jumlah pengangguran yang agak besar. Presiden menggarisbawahi peta ketenagakerjaan, yang secara pribadi dia perintahkan kepada pemerintah, mengalokasikan 1 triliun tenges untuk penyelesaian masalah ini.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Selain itu untuk mendukung masalah ini, Tokayev juga membahas masalah mengadakan perjamuan besar dan pernikahan. Yang merupakan tradisi yang banyak dikritik namun sudah lama hadir, yang sebelumnya harus mundur di era teknologi.

“Era bertahan hidup negara telah datang, dan pekerjaan disebut sebagai cara hidup yang harus muncul. Waktu pesta hampir habis, akan tiba karena suatu alasan, sains, pengetahuan, dan kerja,” tegasnya.

Dalam hal ini, ia juga menanggapi kritik terhadap undang-undang tentang majelis damai dan aksi unjuk rasa yang diadopsi oleh Parlemen. “Langkah maju yang besar dalam mempromosikan demokrasi di negara kita.”

Amandemen tersebut menetapkan untuk mengadakan acara keagamaan, sekarang hanya perlu memberi pemberitahuan lima hari kepada otoritas setempat tanpa meminta izin kepada pemerintah. Secara khusus tempat akan dialokasikan untuk penyelenggaraan pertemuan semacam itu. Penyelenggara rapat umum diharuskan tidak mengganggu ketertiban umum, kedamaian warga negara lain, tidak membuat slogan yang tidak konstitusional, dan tidak memicu perselisihan etnis dan sosial.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Menurut Presiden, kritik terhadap undang-undang baru sebagai bagian dari kurangnya izin penuh tidak dibenarkan, sementara permintaan untuk mengizinkan orang asing dan anak di bawah umur untuk demonstrasi semacam itu dinilai sangat keterlaluan. Presiden Tokayev percaya negara harus mendengar permintaan masyarakat, menciptakan dorongan sosial bagi kaum muda, dan menggunakan secara cerdas kemampuan finansial dan hukumnya untuk menawarkan solusi.

Unjuk rasa yang mungkin dipaksakan oleh slogan dari luar membuat negara tersebut berada pada posisi yang kurang menguntungkan di arena internasional. Di mana persaingan serius di tingkat regional semakin meningkat. Kazakhstan sendiri harus menjaga stabilitas untuk memastikan terjadi pembangunan.

“Stabilitas tidak harus dipastikan oleh struktur kekuatan, tetapi pertama-tama oleh penduduk itu sendiri,” ujarnya.

Peraturan mandiri dan pandangan jangka jauh sangat diperlukan dalam mendekati politik bahasa di Kazakhstan, kata Tokayev. Dalam tiga dekade terakhir, bahasa Kazakh, dituturkan oleh Kazakh yang pada titik sejarah tertentu selama Uni Soviet menjadi populasi minoritas tumbuh, menjadi bahasa negara dan terus memperbesar area penggunaannya.

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Masalah linguistik, seperti yang diamati Tokayev, memiliki signifikansi politik yang besar dan, jika ditangani dengan tidak tepat, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki untuk kewarganegaraan dan keamanan warga negara. Untuk itu diperlukan upaya secara paksa memperluas jangkauan kontraproduktif penggunaannya, sehingga dapat memicu destabilisasi hubungan antar etnis.

Pengembangan Bahasa Kazakh

Ia menjelaskan latar belakang geopolitik dan geografi merupakan faktor penting dalam politik. Demografi berkembang demi bahasa Kazakh, yang berarti tujuan pasti akan tercapai. Jadi, Kazakhstan akan terus mengembangkan penggunaan bahasa Kazakh dan berusaha membuat bahasa Kazakh bergengsi dan diminati di masyarakat.

“Misalnya, ketika menunjuk seorang pejabat pemerintah, terutama yang berhubungan dengan komunikasi publik, preferensi harus diberikan kepada mereka seseorang yang kualitas secara profesional serta fasih berbahasa Kazakh. Kedua, masyarakat harus mendukung dan mendorong perwakilan dari kelompok etnis lain yang fasih berbahasa Kazakh.”

Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara

Presiden Tokayev menyerukan untuk menunjukkan toleransi dan pemahaman kepada mereka yang melakukan kesalahan saat menggunakan bahasa Kazakh. Juga, pada konten siaran televisi dan radio perlu ditingkatkan serta harus menjadi pusat gravitasi opini publik yang bisa menjadi sumber suara rakyat agar terciptanya pelayanan nasional yang baik.

Hal yang sama juga berlaku pada sinema modern yang harus menghasilkan produk berkualitas baik dalam masalah sejarah dan modern. Sehingga tentu saja ia menyebut, fokus pada bahasa Kazakh tidak akan melanggar status bahasa Rusia.

Presiden bersedia mendukung kebijakan tersebut ketika penduduk Kazakhstan berbicara dengan lancar kedua bahasa, di mana bahasa Inggris diajarkan mulai dari kelas 5-6. Presiden secara khusus menekankan dalam upaya tersebut secara progresif mengimplementasikan kebijakan linguistik.

Ia percaya hal tersebut bisa menjaga stabilitas sosial, menumbuhkan ideologi baru kerja keras dan tanggung jawab sipil. Untuk itu dia menyebut pentingnnya peran intelijen. Karena itu ia meminta para pemimpin opini publik, penulis, dan akademisi untuk secara aktif berpartisipasi dalam acara kontemporer, dengan menyampaikan pengalaman hidup mereka kepada kaum muda. Bertindak sebagai semacam buku panduan bagi generasi selanjutnya.

Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu

Bimbingan otoritas moral sangat relevan di era teknologi mutakhir saat ini seperti robot dan kecerdasan buatan. Namun, Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa pedoman, nilai-nilai nasional, karya-karya penulis hebat dapat kehilangan relevansinya.

Melihat satu tahun masa kepresidenannya, Kassym-Jomart Tokayev mengatakan itu adalah masa sulit untuk mengatasi cobaan. Namun, dukungan dari semua warga dapat membantu keberhasilan utama dari tugas-tugas pemerintah yang kompleks.

“Kebijakan ini akan dilanjutkan, saya punya ide tentang modernisasi lebih lanjut dari negara kita,” kata dia.

Dia menyimpulkan dengan mengatakan negaranya tidak ada waktu untuk melakukan kesalahan. Tokayev berharap rakyat Kazakhstan harus terus menggerakkan bangsa ke depan untuk menghindari stagnasi dan selalu mengandalkan satu sama lain karena masa depan negara secara eksklusif ada di tangan rakyatnya.(AK/R1/P2)

Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
MINA Sport
Internasional
Indonesia
Internasional