Bogota, MINA – Presiden Kolombia, Gustavo Petro, membantah tuduhan anti-Semitisme di tengah konflik Israel-Hamas yang telah berlangsung selama berhari-hari, dengan mengatakan bahwa mereka yang menyebutnya “anti-Semit” karena diduga mendukung Hamas di tengah-tengah konflik Israel-Hamas ini “bodoh”.
“Saya dituduh anti-Semit dan mendukung Hamas. Bodoh. Saya tidak bisa membela organisasi yang mempertahankan perpaduan antara agama dan negara karena kita memperjuangkannya di negara kita sendiri, dan karena pandangan orang-orang yang percaya bahwa mereka adalah bangsa terpilih dan ras unggul akan berujung pada pembantaian bangsa lain,” kata Petro melalui X.
Ia mengatakan, baik dia maupun keluarganya tidak mendukung Adolf Hitler “seperti halnya oligarki dan pers yang menyerang saya”.
Petro mempertahankan pendiriannya setelah ia dikritik karena sikapnya terhadap konflik tersebut.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
“Mereka menghidupkan kembali Hitler di saat krisis iklim dan dia kembali melakukan hal yang sama dengan kamp konsentrasinya dan kehancuran total masyarakat. Hitler terlahir kembali sebagai praktik kekuatan politik dan ekonomi, dalam perpecahan umat manusia, dalam kelemahan dan ketakutannya. Ketakutan akan perbedaan adalah bapak Hitler,” ujarya.
Hubungan diplomatik antara Kolombia dan Israel semakin memburuk setelah Petro pada hari Ahad, mengancam untuk memutuskan hubungan dengan Israel sebagai tanggapan atas penangguhan ekspor peralatan keamanan dari negara tersebut.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Kolombia, Alvaro Leyva, meminta Duta Besar Israel untuk “meminta maaf” dan “meninggalkan” negara tersebut setelah Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya memanggil Duta Besar Kolombia dan menegurnya atas komentar-komentar Petro yang “bermusuhan dan anti-Semit”, yang menolak mengutuk serangan Hamas terhadap Israel baru-baru ini.
“Catatan diplomasi universal akan mengingat kekasaran Duta Besar Israel di Kolombia yang tidak berdasar terhadap Presiden Gustavo,” kata Leyva.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dia menyerukan permintaan maaf dan kepergian Duta Besar, menekankan bahwa diplomasi harus didasarkan pada intelijen dan kepentingan seluruh negara dipertaruhkan.
Petro juga menyamakan antara kematian tragis anak-anak di Palestina dan anak di bawah umur di Kolombia yang tewas dalam pemboman.
“Ada 1.030 anak terbunuh di Palestina. Biadab. Setiap 15 menit, seorang anak dibunuh di negeri tempat lahirnya agama berdasarkan cinta. Di Kolombia, 350 anak-anak tewas akibat pemboman pada abad ini dan 6.402 anak muda tak bersenjata tewas hanya dalam beberapa tahun,” kata Petro. (T/R7/P2)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)