Bogota, MINA – Menteri Luar Negeri Luis Gilberto Murillo hari Rabu (22/5) mengumumkan Presiden Gustavo Petro telah memerintahkan pembukaan kedutaan besar di kota Ramallah, Palestina.
“Presiden Petro telah memberikan instruksi agar kami mendirikan kedutaan Kolombia di Ramallah. Itu adalah langkah selanjutnya yang akan kami ambil,” kata Murillo, Anadolu melaporkan.
Pengumuman ini muncul setelah pemerintahan Petro menarik diplomatnya dari Israel dan memutuskan hubungan dengan negara tersebut pada tanggal 2 Mei, setelah menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai “genosida.”
Niat pembukaan kedutaan besar di Palestina diumumkan Petro pada 20 Oktober tahun lalu, saat bertemu dengan Duta Besar Israel, Gali Dagan, dan Duta Besar Palestina, Raouf Almalki.
Baca Juga: Dana Pensiun Terbesar Norwegia Cabut Investasi dari Perusahaan Terafiliasi Israel
Menurut Murillo, Presiden juga memimpin pertemuan para pemimpin di Saint Vincent dan Grenadines, yang disepakati untuk menerapkan strategi agar Palestina diakui sebagai negara yang berhak penuh di hadapan PBB.
“Kami yakin semakin banyak negara yang mengakui Palestina, dan ini tidak merugikan Israel atau Yahudi,” kata Menteri Luar Negeri Kolombia.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa sepakat dalam konteks perjanjian Oslo bahwa solusi dua negara akan diciptakan dan jika diperlukan dua negara, Palestina perlu diakui sebagai negara penuh,” tambahnya.
Pengumuman tersebut dibuat pada hari yang sama ketika Spanyol, Irlandia dan Norwegia mengumumkan mereka akan bersama-sama mengakui Negara Palestina pada tanggal 28 Mei. Kolombia mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada tanggal 3 Agustus 2018, pada masa pemerintahan Juan Manuel Santos. []
Baca Juga: Israel Menarget 256 Tempat Penampungan Warga di Gaza Selama Genosida
Mi’raj News Agency (MINA)