Bogota, MINA – Presiden Kolombia Gustavo Petro menuduh Amerika Serikat (AS) telah melanggar kedaulatan negaranya setelah insiden yang menewaskan seorang nelayan Kolombia dalam operasi militer di perairan Karibia.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Sabtu (19/10), Petro menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima dan bertentangan dengan prinsip hubungan antarnegara yang berdaulat.
“AS tidak dapat bertindak seolah-olah perairan kami adalah wilayah operasinya. Ini adalah pelanggaran terhadap hukum internasional dan kedaulatan nasional,” ujarnya dikutip Anadolu Agency, Ahad (20/10).
Menurut laporan media setempat, operasi militer AS tersebut diklaim dilakukan dalam rangka memburu jaringan penyelundupan narkoba di wilayah perbatasan laut Kolombia. Namun, peristiwa itu justru menyebabkan satu orang nelayan sipil tewas akibat tembakan dari pesawat militer.
Baca Juga: 86 WNI Ditangkap Polisi Kamboja Usai Selamatkan Diri dari Sindikat Online Scam
Hingga kini, Washington belum memberikan tanggapan resmi atas tudingan tersebut. Kementerian Pertahanan Kolombia menyatakan sedang menelusuri insiden itu dan menuntut penjelasan langsung dari otoritas Amerika Serikat.
Kolombia selama ini dikenal sebagai salah satu sekutu utama AS di kawasan Amerika Latin, terutama dalam kerja sama memerangi perdagangan narkotika internasional. Namun, kerja sama militer kedua negara kerap menuai kritik dari kalangan sipil dan kelompok hak asasi manusia yang menilai operasi tersebut sering menimbulkan korban di luar sasaran.
Presiden Petro sendiri dalam beberapa kesempatan menyuarakan keinginan untuk meninjau kembali kerja sama keamanan dengan AS agar tidak mengancam kedaulatan negaranya. “Kami tidak menolak kerja sama, tapi bukan dengan cara yang mengorbankan rakyat kami,” tegasnya.
Tudingan ini berpotensi memicu ketegangan diplomatik antara Bogotá dan Washington. Sejumlah pengamat menilai, langkah Petro bisa menjadi sinyal perubahan arah politik luar negeri Kolombia yang lebih tegas terhadap dominasi AS di kawasan.
Baca Juga: Badai Tropis Fengshen Terjang Filipina, 8 Tewas dan Ribuan Mengungsi
Selain itu, insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan nelayan dan warga pesisir yang merasa aktivitas mereka semakin berisiko di tengah operasi keamanan asing yang tidak transparan.
Kelompok masyarakat sipil di Kolombia menyerukan agar pemerintah segera menggelar investigasi independen dan memastikan perlindungan bagi warga sipil di wilayah laut nasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump: Kelanjutan Gencatan Senjata di Gaza Tergantung Perkembangan Lapangan dan Situasi Politik