Raja Ampat, Papua Barat, 27 Syawwal 1435/23 Agustus 2014 (MINA) – Setelah semalam menginap di KRI Makassar dengan nomor lambung 509, Sabtu ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan resmi membuka Sail Raja Ampat 2014.
Sail Raja Ampat 2014 dilaksanakan di Pantai Waisai Torang Cinta. Beberapa pengisi acara juga tampak sudah melakukan latihan beberapa jam sebelum acara dimulai. Sail Raja Ampat merupakan yang ke-6 kali digelar setelah Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitung (2011), dan Sail Morotai (2012).
Demikian siaran pers Kominfo yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Rangkaian acara Sail Raja Ampat 2014 sebenarnya sudah dimulai sejak 17 Agustus 2014. Even kelautan internasional tersebut sepenuhnya digelar 17-23 Agustus 2014.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Raja Ampat menjadi salah satu dari tujuh kawasan yang diusulkan sebagai Global Geopark UNESCO. Enam lainnya adalah Merangin, Kerinci, Sorolangun di Jambi, Pegunungan Sewu, Danau Toba, Pangandaran, Bandung Utara, Parahyangan, dan Maros (Sulawesi Selatan).
Dalam peta Indonesia, Kabupaten Raja Ampat terletak Kepala Burung Papua. Luas wilayahnya 46.108 kilometer persegi, dan hampir 80 persen wilayahnya merupakan laut.
Wilayah dengan panjang pantai 4.860 kilometer itu dihuni oleh sekitar 60 ribu jiwa yang tersebar di 35 pulau dari 610 pulau yang ada. Kawasan ini memiliki laut dengan air yang jernih dengan ribuan ikan di terumbu karang yang bisa dilihat langsung dari atas kapal.
Seusai membuka Sail Raja Ampat 2014, Presiden SBY diagendakan meninjau Rumah Pintar ‘Kofarkor’. Usai menghadiri rangkaian pembukaan Sail Raja Ampat 2014, Kepala Negara diagendakan kembali ke Sorong, Papua Barat, menggunakan KRI Makassar 590.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Wisata Dunia
Menurut Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia Dedi H. Sutisna, yang juga selaku Sekretaris Panitia Pelaksana Tingkat Pusat mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan, Sail Raja Ampat 2014 merupakan event kelautan internasional tahunan yang memformulasikan kegiatan pelayaran di wilayah laut dan aktifitas lainnya yang berbasis kelautan dengan leading sector pariwisata bahari.
Sejumlah Kementerian/Lembaga terlibat dan menyinergikan program sehingga dapat mendorong percepatan pembangunan pariwisata bahari utamanya di wilayah Papua Barat. Melalui pembangunan pariwisata bahari diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua Barat dan wilayah sekitarnya.
“Sail Raja Ampat 2014 merupakan momentum promosi bagi destinasi bahari di Papua Barat. Keindahan alam dan panorama laut di Kepulauan Raja Ampat yang memiliki sekitar 1.700 pulau, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dunia,” kata Dedi.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Dedi menegaskan, penyelenggaraan event internasional Sail Raja Ampat 2014 seperti juga kegiatan Sail sebelumnya, dilakukan pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan serta kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.
Kegiatan Sail juga menjadi model percepatan pembangunan daerah kepulauan dan daerah terpencil. Sail Raja Ampat juga sangat efektif untuk mempromosikan wilayah Papua dan sekitarnya sebagai tujuan wisata nasional dan internasional sehingga pemerintah sudah semestinya melestarikan, mengembangkan, serta mempromosikan potensi wisata Raja Ampat.
“Kegiatan Sail Raja Ampat 2014 merupakan salah satu upaya mempromosikan potensi wisata Raja Ampat sebagai kawasan konservasi perairan dalam rangka mengembangkan ekonomi kelautan. Untuk itu tema Sail Raja Ampat adalah “Membangun Bahari, Menuju Raja Ampat ke Pentas Wisata Dunia,” jelasnya.
Percepat Pembangunan Daerah Tertinggal
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI HR Agung Laksono, dalam acara Pembukaan Pameran Potensi Daerah dan Festival Raja Ampat, di Lapangan Bola Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (20/8) lalu, pelaksanaan Sail Raja Ampat 2014 diharapkan mampu mempercepat proses pembangunan daerah-daerah tertinggal, khususnya wilayah sekitar Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Agung mengungkapkan masyarakat setempat saat 15 tahun lalu tidak pernah membayangkan sebuah desa kemudian berkembang menjadi kabupaten.
Dorong Perekonomian Masyarakat
Sail Raja Ampat 2014 juga secara langsung memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
“Peristiwa yang besar ini dapat mempromosikan potensi wisata maritim yang luar biasa ke dalam dan luar negeri, sehingga daerah ini akan didatangi banyak turis,” kata Agustinus, tokoh masyarakat setempat, kepada InfoPublik, di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Raja Ampat beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Budi, penjual pernak-pernik khas daerah, menjelaskan ia dan kawan-kawan bertekad untuk mempromosikan potensi alam dan budaya Raja Ampat, baik kepada wisatawan lokal maupun asing. “Kaos yang berlogo Sail Raja Ampat diharapkan akan diingat turis selama-lamanya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Fatima, pekerja di sebuah hotel dan restoran yang lokasinya persis di seberang pintu masuk Pantai WTC. Ia mengungkapkan dengan adanya Sail Raja Ampat dapat meningkatkan kunjungan tamu hotel. “Kamar-kamar di hotel ini penuh dan harga pun meningkat,” katanya.
Sedangkan bagi wisatawan asing yang berkunjung ke sana, sambutan masyarakat setempat menjadi perhatian tersendiri. Seperti yang diungkapkan Manuel, wisatawan asal Jerman, yang mengatakan Raja Ampat sudah cukup popular di negaranya.
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
“Penduduknya ramah dan alam lautnya mengangumkan,” katanya.(T/R05/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Kemenlu: Melalui Negara Ketiga