Kolombo, MINA – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri pekan depan, kata Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena, Sabtu (9/7), Anadolu Agency melaporkan.
Mahinda mengatakan, Rajapaksa memberitahunya bahwa dia akan mengundurkan diri Rabu (13/7).
“Sangat penting bagi seluruh negara untuk tetap damai untuk mempertahankan transisi yang damai,” kata Abeywardena seperti dikutip penyiar lokal NewsFirst.
Keputusan Rajapaksa muncul beberapa jam setelah pengunjuk rasa menerobos barikade polisi dan memasuki kediamannya di ibu kota Kolombo.
Baca Juga: Pejabat PBB kepada Pihak Bertikai di Sudan: Kami Mengawasi Kalian
Sebelumnya, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengadakan pertemuan darurat para pemimpin partai politik di tengah meningkatnya kemarahan atas penanganan krisis ekonomi oleh pemerintah.
Wickremesinghe meminta Ketua Parlemen untuk memanggil sidang parlemen, kata pernyataan dari kantor perdana menteri.
Polisi mengumumkan jam malam pada Jumat (8/6) di Kolombo menjelang protes akhir pekan yang direncanakan.
Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu telah gagal membayar semua utang luar negerinya karena kekurangan devisa.
Baca Juga: IOM: Lebih dari 99.000 Warga Sudan Mengungsi sejak RSF Ambil ALih El-Fasher
Di tengah depresiasi mata uang dan inflasi yang tinggi, negara itu tidak mampu membayar bensin dan kebutuhan lainnya hingga mengakibatkan protes anti-pemerintah.
Kurangnya bahan bakar untuk pembangkit listrik juga mengakibatkan pemadaman listrik yang konstan. Pegawai negeri telah diminta untuk bekerja dari rumah, sementara sekolah diliburkan.
Pemerintah Sri Lanka kini sedang merundingkan paket bailout dengan Dana Moneter Internasional. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dianggap Bias, Menhan Israel akan Tutup Radio Angkatan Darat
















Mina Indonesia
Mina Arabic