Kiev, 11 Sya’ban 1435/9 Juni 2014 (MINA) – Presiden baru Ukraina, Petro Poroshenko, mengatakan pertempuran yang berkecamuk di bagian timur wilayah negaranya dengan kelompok separatis Rusia harus diakhiri pekan ini.
“Kita harus mengakhiri pertempuran pekan ini. Bagi saya, setiap hari ada korban tewas.Ukraina membayar harga mahal. Ini tidak dapat dibiarkan,” kata Poroshenko dalam pernyataan yang diterbitkan di website resminya, Ahad (8/6).
“Dan untuk melakukan itu, kita harus mengembalikan perbatasan Ukraina sehingga keamanan setiap warga negara Ukraina terjamin.”
Komentarnya muncul menyusul pembicaraan dengan duta besar Moskow untuk Kiev dan seorang utusan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) yang berbasis di Wina seperti dilaporkan Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan perintah pada hari Sabtu agar keamanan di perbatasan bersama ditingkatkan, sesuai langkah yang diminta oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan sejumlah kepala negara Eropa.
Dalam perkembangan terpisah, pejabat Ukraina, Rusia dan Komisi Eropa akan bertemu di Brussels pada Senin malam untuk melanjutkan pembicaraan tentang bagaimana menyelesaikan sengketa harga gas.
Pertemuan trilateral, yang diprakarsai oleh Komisi Eropa itu akan dihadiri oleh komisaris Energi Uni Eropa Guenther Oettinger, Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan Menteri Energi Ukraina Yuri Prodan.
Ulama Ukraina ambil sikap
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Sementara itu, Mufti Said Ismagov, ulama tertinggi Muslim Ukraina, mendesak umat Islam untuk tetap keluar dari perang yang sedang berlangsung.
Melalui akun facebook-nya, Ismagov memuji hubungan baik negara dengan Islam yang merupakan agama minoritas.
“Kami tidak pernah menghadapi pembantaian Muslim, pembunuhan imam atau pembersihan etnis. Kami membangun masjid di mana saja yang kami inginkan dan mereka tidak pernah menghancurkan,” tulis Ismagov, Ketua Mufti Komite Muslim Ukraina.
Imam umat Islam Ukraina itu telah memuji suasana hidup damai selama beberapa dekade.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Suasana ramah sangat kontradiksi dengan era-Soviet, ketika ratusan ribu umat Islam dipaksa meninggalkan negara asal mereka di Crimea di bawah kekuasaan Stalin.
Di saat ancaman perang sipil meningkat di Ukraina, mufti mendesak pejuang dari kedua kubu untuk meninggalkan Ukraina. (T/P09)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza