Melbourne, 9 Sya’ban 1436/28 Mei 2015 (MINA) – Seorang pria Australia Jason Cias, (36) menerima pukulan di wajahnya, setelah ia membela tiga perempuan Muslimah setempat yang mendapat pelecehan hujatan di dalam kereta api di Melbourne.
Media setempat The Age edisi Rabu (27/5), melaporkan, Jumat lalu (22/5), Jason Cias sedang melakukan perjalanan pulang dari tempat kerjanya. Ketika di dalam kereta, ia melihat dua pedagang melakukan pelecehan lisan kepada sekelompok Muslimah.
Kejadian tersebut terjadi setelah kereta melewati stasiun Pusat Melbourne, ketika salah satu dari tiga wanita duduk di sebelah pedagang.
Salah satu dari dua pedagang itu mempermasalahkan jilbab yang digunakan oleh Muslimah, dan mengatakan, “Anda tidak harus menggunakan itu di Australia”. Disertai sumpah serapah yang tidak layak diucapkan di tempat umum.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Salah satu dari tiga wanita Muslimah itu melawan, dan membela diri dengan menyebut, “Apa masalah Anda!”. Lalu terjadilah sedikit percekcokan.
Lalu wanita paling tua dari sekelompok Muslimah itu berbicara menggunakan bahasa Arab, guna meredamkan situasi rekannya.
Salah satu dari dua pedagang itu berkomentar, seraya melecehkannya dan berbicara, “Anda tidak semestinya menggunakan bahasa itu, di Australia,” kata pedagang.
Demi melihat hal itu, Jason Cias berkata kepada orang-orang itu, “Hai teman, mereka itu perempuan, tidak seharusnya kalian berbicara seperti itu terhadap perempuan,” katanya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Cias menambahkan, sebaiknya para pedagang itu mengurus saja pekerjaanya sendiri. Tiba-tiba salah seorang dari dua pedagang itu memukul wajah Cias. Para penumpang lainnya segera memisahkan perkelahian kecil itu.
Kelompok Muslimah akhirnya turun dari di stasiun Melbourne Utara. Sementara Jason Cias turun di stasiun Kensington.
Kejadian pemukulan tadi rupanya direkam oleh salah seorang penumpang Katie Parker (28). Berdasar rekaman itu, Cias dan Parker menyampaikan laporan kepada Polisi setempat.
Cias menderita luka lebam di wajah kirinya. Ia pun mengatakan aksi tersebut merupakan hal yang tidakl baik dan termasuk perbuatan rasis.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
“Kita tidak boleh rasis, melihat orang dari keyakinan mereka, jenis kelamin, atau ras,” ujar Cias.
Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen di Australia. Pada tahun 2014 lalu, populasi Islam di Australia mencapai 18%, dan Kristen 67%.
Namun Muslim Australia mengalami masa sulit setelah terjadinya bom Bali tahun 2002, yang membuat sebagian warga Australia berpendapat bahwa Islam adalah agama yang keras dan selalu berkaitan dengan terorisme. (T/roy/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon