Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produsen Mobil Eropa ‘Sangat Khawatir’ dengan Tarif Baru AS

Rudi Hendrik Editor : Ali Farkhan Tsani - 51 detik yang lalu

51 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: mobil-mobil produksi perusahaan Eropa. (Gambar: dok. Anadolu)

Roma, MINA – Pabrikan otomotif Eropa pada Kamis (27/3) mengatakan bahwa mereka “sangat khawatir” dengan tarif baru Presiden AS atas impor kendaraan buatan luar negeri.

“Ini terjadi pada saat yang menentukan bagi transformasi industri kami dan saat persaingan internasional yang ketat meningkat,” kata Asosiasi Produsen Mobil (ACEA). Anadolu melaporkan.

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Rabu yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor mobil dan truk ringan buatan luar negeri, saat ia melanjutkan dorongan bea masuk globalnya.

Sigrid de Vries, Direktur Jenderal ACEA, mengatakan dalam siaran pers bahwa produsen mobil Eropa telah berinvestasi di AS selama beberapa dekade, menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat lokal, dan menghasilkan pendapatan pajak yang besar bagi pemerintah AS.

Baca Juga: PM Lebanon Tegas Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

“Kami mendesak Presiden Trump untuk mempertimbangkan dampak negatif tarif tidak hanya pada produsen mobil global tetapi juga pada manufaktur domestik AS,” tambahnya.

Menurut de Vries, tarif tidak hanya akan berdampak pada impor ke AS dengan denda yang kemungkinan besar harus dibayar oleh konsumen Amerika, tetapi tindakan terhadap suku cadang otomotif juga akan merugikan produsen mobil yang memproduksi mobil di AS untuk pasar ekspor.

Produsen Eropa mengekspor antara 50% hingga 60% kendaraan yang mereka buat di AS, sehingga memberikan kontribusi positif yang substansial terhadap neraca perdagangan AS, katanya.

“UE dan AS harus terlibat dalam dialog untuk menemukan resolusi segera guna menghindari tarif dan konsekuensi yang merugikan dari perang dagang,” tambah de Vries. []

Baca Juga: Korsel Hadapi Kebakaran Hutan Terburuk dalam Sejarah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda