Prof Din: Muhammadiyah Berperan Besar Tegakkan Kultural Bangsa

Sleman, MINA – Cendekiawan Muslim, Prof Din Syamsuddin mengatakan, sebagai salah satu komponen bangsa yang berjasa dan berperan besar dalam penegakan negara, harus merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari kerusakan.

“Kehidupan bangsa yang ditandai aneka masalah dewasa ini, memerlukan penanganan serius, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Kerusakan yang terjadi sekarang ada yang bersifat kultural dan ada yang bersifat struktural,” kata Prof Din dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok Sleman, Ahad (21/8).

Pasalnya, kerusakan kultural ditandai melemah bahkan memudarnya nilai etika dan moral di kalangan sebagian warga bangsa, yakni merebaknya buta aksara moral (moral illiteracy) yang menjangkiti kaum terpelajar. Mereka berpendidikan dan berpangkat tinggi tapi mereka gagal membaca nilai-nilai moral.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 menjelaskan, buta aksara moral ini sangat berbahaya jika menjangkiti para pemangku amanat. Mereka akan melanggar sumpah jabatan, mengabaikan amanat, bahkan berkhianat terhadap amanat rakyat. Mereka mengejar jabatan tapi kemudian memanfaatkan jabatan guna menumpuk kekayaan.

“Gejala demikian akan semakin berbahaya jika menimpa aparat penegak hukum. Mereka akan tega melanggar hukum untuk kepentingan pribadi maupun kelompok, bahkan menghilangkan nyawa seseorang atau sekelompok orang demi mengamankan diri dari pelanggaran hukum, ataupun demi kepentingan politik tertentu,” imbuhnya.

“Pada sisi lain, Indonesia juga mengalami kerusakan struktural berupa penyimpangan sistematis dari konstitusi negara dan falsafah bangsa. Penyimpangan ini terjadi dalam kehidupan ekonomi dan politik yang bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi, tapi menjadikan keduanya sebagai tameng dan alat pemukul lawan politik dengan tuduhan anti Pancasila,” ujar Prof Din.

Prof Din juga mengatakan, dua gatra kerusakan nasional tersebut, kultural dan struktural, saling berkelindan dan telah menciptakan lingkaran setan dalam kehidupan bangsa dan negara. Kerusakan ini jika dibiarkan maka tidak mustahil akan meruntuhkan sendi-sendi negara bangsa yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa.

“Maka wis wayahe untuk dilakukan penyelamatan dan perbaikan radikal, yaitu suatu upaya untuk mengembalikan kehidupan bangsa dan negara ke akar radix atau akarnya, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa dan negara pada 18 Agustus 1945,” jelasnya.

Prof Din mengatakan, dalam kaitan itu, Muhammadiyah sebagai salah satu komponen bangsa yang berjasa dan berperan besar dalam penegakan negara, harus merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari kerusakan dan pengrusakan.

Muhammadiyah yang telah berjasa dan berperan besar dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dituntut untuk terus berperan mengawal bangsa dan negara dengan meningkatkan amar makruf nahi munkar. (R/R4/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.