Prof. Dr. Tjahjono: Waspada Radiasi Gadget Di Era Pandemi

Jakarta, MINA –  Guru Besar ahli penyakit mata Universitas Indonesia, Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD, mengatakan, di era pandemi waspadai kemungkinan gangguan penglihatan akibat .

Apalagi menurutnya, kini banyak orang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan belajar di depan komputer atau gadget.

“Darurat mata termasuk kondisi tatkala orang sudah tidak mampu lagi bekerja dan atau belajar lewat komputer/gadget. Tidak hanya akibat kecelakaan yang bisa dikategorikan emergency,” katanya dalam keterangan yang diterima MINA, Rabu (11/11).

“Ini bisa dikataan keadaan darurat, karena mata menjadi alat vital untuk hidup, penghidupan dan proses belajar-mengajar,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan, resep untuk menghindari gangguan penglihatan, yaitu 20:20:20, artinya setelah di depan komputer selama 20 menit, harus berhenti selama 20 detik dan kemudian melihat sesuatu yang berjarak 20 meter.

Tjahjono menyampaikan, Indonesia memiliki jumlah penderita katarak dalam jumlah besar dan angka kebutaan yang tinggi.

Sebagai info, bagi masyarakat yang ingin berkontribusi melakukan gerakan kemanusiaan dapat menyalurkannya melalui program APDC (Aksi Peduli Dampak Corona) yang dikembangkan oleh dengan memberikan operasi katarak dengan gratis.

Dompet Dhuafa merupakan lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial.

Selama 27 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. (R/IK/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.