Jakarta, MINA – Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, Koordinator Konsorsium Epistemologi Islam dan Pengurus harian Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta di Indonesia (BKSPTIS) mengatakan, penulisan buku sebagai pengikat ilmu merupakan ikhtiar menjadikan ilmu semakin berusia panjang serta membuka pintu ke bermanfaat lebih lebar.
“Penulisan pemikiran juga memantik diskusi lanjutan yang sangat penting untuk membangun iklim ilmiah yang sehat,” ujarnya, pada sambutan Bedah Buku “Integrasi Ilmu dan Islam” karya Prof. Dr. Ir. A.M. Saefuddin dan Drs. Yuddy Ardhi, di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Selasa (17/1/2023).
“Merayakan kehadiran buku sangat penting, karena buku adalah publikasi intelektual. Maka setiap penerbitan buku harus kita apresiasi, termasuk kepada penulisnya karena dia ilmuwan,” lanjut Prof. Fathul Wahid, yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII).
Menurutnya, penerbitan buku merupakan salah satu indikasi perangai ilmiah, yang harus semakin digalakkan di kalangan akademisi.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Perangai ilmiah menjadi salah satu penentu pengembangan sain di dunia Islam sampai mencapai kejayaannya,” lanjutnya.
Ia mengajak generasi Muslim untuk terus mencoba berpikir ilmiah dalam melihat kejadian.
Ia mencontohkan, ketika ada kabar viral di media sosial, bagaimana awan membentuk kalimat “Allah”. Tulisan Allah di langit itu banyak memunculkan kalimat dzikir “Masya-Allah”.
Namun, lanjutnya, bagi pemikir Muslim hendaknya tidak berhenti pada tataran takjub bentuk dzikir. Respon dzikir dianjurkan, tapi itu baru satu aspek.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
“Kita belum banyak memasuki satu aspeknya, yaitu aspek pikir. Inilah konsep ulul albab, perangai ilmiah. Ini akan bermanfaat dalam melihat banyak hal dan dalam mengambil keputusan,” imbuhnya.
Karena itu, menurutnya, berlama-lama di perpustakaan, di laboratorium, bersemangat mengumpulkan data di lapangan, dengan niat dan semangat integrasi ilmu dan Islam, juga tidak kalah mulianya dengan menghadiri majelis-majelis ta’lim di masjid, agar peradaban Islam semakin maju dirasakan dunia.
Bedah Buku diselenggarakan dalam rangka Kongres Nasional III Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) dengan tema “Revitalisasi Masjid Kampus untuk Merekat Kesatuan Bangsa dan Membangun Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”, 9-11 Maret 2023 di Universitas Yarsi.
Bedah Buku “Integrasi Ilmu dan Islam” terselenggara atas kerjasama Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) dengan Universitas Islam Indonesia (UII), Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), serta Konsorsium Epistemologi Islam dan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia (BKS-PTIS).
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Tampil sebagai pembahas pada bedah buku, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara (Guru Besar Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Nurhayati Djamas, M.A., M.Si. (Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Integrasi Nilai- nilai Islam Lintas Disiplin Ilmu, Universitas Al- Azhar Indonesia Jakarta), dan Prof. Dr. Dato’ Mohd Fauzan Noordin (Director of IIIT East & Southeast Asia).
Turut memberikan sambutan pada bedah buku : Rektor UAI (Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin), Ketua Umum Dewan Da’wah Islam Indonesia/DDII (Dr. Adian Husaini,M.Si.), Ketua Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (Prof. Dr. H. Hermawan Kresno Dipojono), dan Koordinator Konsorsium Epistemologi Islam (Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D). (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga