Bogor, MINA – Prof. Dr. Syaikh Mahmoud Anbar, Guru Besar Ilmu Tafsir Universitas Islam Gaza mengatakan, kehancuran kekuatan pendudukan Zionis Israel tinggal sebentar lagi.
“Ketika kezaliman mencapai puncaknya, maka itu tanda kebinasaannya. Seperti Firaun yang mengaku sebagai Tuhan tertinggi dan berbuat zalim, maka Allah tenggelamkan. Netanyahu memang tidak mengatakan Tuhan tertinggi, tetapi berbuat zalim dengan akan menghabisi Palestina bersama Tuhannya,” ujar Prof. Anbar pada Safari Ramadhan Aqsa Working Group (AWG) di Masjid Al-Ghifari Institut Pertanian Bogor (IPB) Kota Bogor, Jabar, Senin sore (3/3) jelang buka bersama.
Prof. Anbar mengatakan di depan para mahasiswa IPB, Zionis menargetkan tiga tujuan perang ke Gaza sejak 7 Oktober 2023, yaitu ingin menghabisi pasukan Hamas, mengendalikan Gaza dan membebaskan seluruh sandera.
“Tapi hingga lima belas bulan serangan membabi buta ke Jalur Gaza, tiga tujuan itu tidak tercapai. Bahkan bersedia melakukan gencatan senjata. Ini pertanda mereka kalah perang,” lanjutnya.
Baca Juga: Jasamarga Perpanjang “Contraflow” Tol Cikampek dari KM 47 sampai KM 70
Dalam kajian tafsir, lanjutnya, menguraikan Surat Al-Isra ayat tujuh, bahwa saat inilah Allah hendak menyuramkan muka-muka Zionis di mata dunia.
“Kemudian umat Islam masuk ke dalam Masjidil Aqsa. Insya-Alllah kita bersama akan shalat berjamaah di Masjidil Aqsa dengan terhormat, dalam waktu dekat,” tegasnya, diiringi seruan takbir peserta “Allahu Akbar”.
Dia juga mengingatkan, Palestina bukan sekedar negeri seperti pada umumnya, tetapi buminya para Nabi, tempat singgahnya Isra Mi’raj Nabi Muhammad, dan tempat berdirinya Masjidil Aqsa.
Pada kesempatan yang sama, Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional memaparkan fakta-fakta di lapangan bagaimana Zionis Israel menang benar-benar mengalami kekalahan di berbagai sektor.
Baca Juga: Buat yang Berlibur ke Semarang, Cek Prakiraan Cuaca Hari ini
“Zionis telahmengalami kerugian keuangan lebih dari 900 triliun jika dirupiahkan, lebih dari 2.000 tentaranya tewas mengenaskan di medan perang, sementara 1.600 tentara lainnya mengalami gangguan kejiwaan. Dan kini harus hengkang dari Jalur Gaza, tanpa hasil,” ujar Ali Farkhan, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
“Memang lebih dari 48.000 warga Gaza tewas dan lebih dari 160.000 terluka, oleh bombardir pasukan Zionis, tetapi mereka gugur sebagai syuhada dengan jaminan surga,” ujarnya.
Ia memaparkan, korban terbanyak adalah dari kalangan perempuan, anak-anak, dan para orang tua. Karena itu, menurutnya Jalur Gaza memerlukan setidaknya 30 rumah sakit untuk menjangklau sekitar dua juta warganya.
“Jumlah rumah sakit yang ada sekitar 13 masih sangat kurang. Alhamdulillah ada Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara sebagai sumbangsih rakyat Indonesia, dan insya-Allah saat ini sedang dirintis Rumah Sakit Ibu dan Anak di pusat Kota Gaza oleh Lembaga Kemanusiaan Maemuna Center Indonesia,” imbuhnya.
Baca Juga: Suasana Idul Fitri, Jakarta akan Diguyur Hujan Selasa Ini
Rumah Sakit Ibu dan Anak tersebut akan menjadi rumah sakit pertama di Jalur Gaza yang secara khusus menangani ibu dan anak-anak, yang memang menjadi korban trerdampak paling banyak dari perang Gaza.
Acara diakhiri dengan buka bersama Pengurus Aqsa Working Group (AWG) dengan pemateri, para mahasiwa dan tamu undangan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anies Baswedan Tegaskan Dukung Pembangunan RSIA Gaza