Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Syamsul Rijal: Para Penyintas Tsunami, Tangguh Melawan Arus

Arif Ramdan Editor : Widi Kusnadi - 12 detik yang lalu

12 detik yang lalu

0 Views

Prof. Dr. Syamsul Rijal M. Ag.(Foto: MINA)

Banda Aceh, MINA – Para penyintas atau orang yang mampu bertahan hidup pascatsunami di Aceh telah menjadi pribadi yang tangguh dan dapat melanjutkan kehidupan lebih baik setelah 20 tahun bencana dahsyat mengguncang provinsi paling Barat Indonesia itu. Mereka mampu melawan arus kesedihan dengan semangat untuk lebih baik menjadikannya sebagai masyarakat tangguh bencana.

Demikian disampaikan Guru Besar Filsafat Islam, UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal, M.Ag di sela-sela peringatan 20 tahun tsunami Aceh, Kamis (26/12) kemarin di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Menurut Syamsul Rijal penyintas tsunami dapat bangkit dan  membangun Aceh lebih baik justru di saat mereka berani melawan arus. Korban tsunami mengikuti arah gelombang air sarat dengan rongsokan material bertindih dan akirnya terdampar, namun dalam trauma dan tekanan mereka berjuang melawan kesulitan itu sehingga melatih ketajaman mental untuk kemudian bangkit dinamis menghadapi entitas kehidupan.

”Sebagian besar penyintas Tsunami, jujur jika diamati mereka teguh dan berperan saling kolaboratif dengan komunitas dan disini pula pemimpin berperan memberikan atensi terhadap mereka. Pengalaman mereka dapat dijadikan role model untuk tangguh bencana yang setiap saat dapat menimpa kehidupan,” ujarnya.

Baca Juga: Ketua FDP Nurkhalis: Muallaf di Perbatasan Aceh Meningkat Signifikan

Hari ini, 20 tahun musibah itu berlalu, menurut Syamsul Rijal, kisah para penyintas tsunami dalam melawan arus turut membentuk perubahan sosial, karena dampak tsunami memberikan perubahan terhafap struktur sosial dan budaya.

”Berbekal pengalaman dan dinamika perubahan itu memberikan gambaran negara hadir antisipatif terhadap kemungkinan bencana. Oleh karena itu, secara teknis penyediaan sistem peringatan dini menjadi efektif dan penting,” katanya.

Lebih lanjut, Prof Syamsul Rijal mengatakan, ujian bencana sejatinya memberi dampak rekonstruksi pemulihan ekonomi dan terlebih pentinh dapat  menghilangkan ketergantungan ekonomi menjadi hidup mandiri adalah segment akir para penyintas tsunami.

Pengalaman penyintas tsunami dapat bertahan dan eksis hingga saat ini dalam menata kehidupan memiliki makna filosofis dan spritual bahwa makna hidup esensinya ditentukan bagaimana peristiwa Tsunami memengaruhi cara pandang mengisi kehidupan.

Baca Juga: Empat Pakar Kristologi Isi Seminar Forum Dakwah Perbatasan Aceh

”Ujian kehidupan dibarengi rasa syukur dapat meneruskan kehidupan. Kebahagiaan dan kesabaran adalah elemen penting bagaimana penyintas menemukan kekuatan spiritual dari peristiwa Tsunami,” katanya.

Peringatan 20 tahun tsunami Aceh sejak Kamis kemarin diisi berbagai kegiatan hingga tutup akhir tahun 2024. Acara kajian ilmiah, seminar, zikir dan doa digelar di berbagai tempat di Aceh. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Bedah Berita MINA] Kilas Balik 2024 dan Proyeksi 2025

Rekomendasi untuk Anda