Khartoum, MINA – Syeikh Prof. Dr. Muhammad Mahmoud Shiyam, imam dan khatib Masjid Al-Aqsha era 1980-an wafat pada Jumat siang (15/2) di Khartoum, Sudan, setelah menderita penyakit stroke.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, berita tentang meninggalnya Syeikh Shiyam benar. Sekarang saya dan para guru di Sudan sedang berziarah ke rumah beliau,” kata Sidiq Mustaqim, Koresponden MINA di Khartoum, Sudan.
Menurut pantauan Sidiq, Syeikh Shiyam pada Jumat pagi dibawa ke Rumah Sakit Mualimin, lalu meninggal sekitar jam 13.30 siang (waktu Sudan).
“Beliau meninggal siang sebelum sholat Jumat sekitar jam 13.30. Beliau meninggal di rumah sakit. Menurut kabar dari anaknya, beliau diantar ke rumah sakitnya tadi pagi,” ujarnya.
Baca Juga: AS Negosiasi Langsung dengan Hamas, Oposisi Israel Sebut Netanyahu Gagal
“Setelah shalat ashar beliau langsung dimakamkan di daerah Amal (tempat pemakaman umum) sekitar 15 kilometer dari rumah beliau,” tambahnya.
Prof. Syeikh Shiyam adalah salah satu tokoh pejuang Palestina yang sangat berperan. Ia termasuk seperjuang bersama Syaikh Ahmad Yasin, tokoh penggerak Intifadhah Palestina.
Tokoh yang pernbah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Gaza itu diusir oleh pasukan Israel dari Palestina.
Syeikh Shiyam diusir oleh pasukan pendudukan Israel pada 28 Juli 1988 dengan tuduhan menulis pernyataan saat menjadi Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam di Palestina (Hamas), dan kemudian menetap di Sudan.
Baca Juga: Sandera Amerika Segera Bebas, Sepakat dengan Hamas Trump Abaikan Netanyahu
Dia menetap di Sudan sampai 1994 dan kemudian pindah untuk tinggal di Yaman bersama keluarganya, dia menjabat sebagai wakil Hamas, ketua Liga Palestina, dan dekan Institut Studi dan Pengetahuan Syekh Abdullah Al-Ahmar.
Dia tetap di sana sampai kondisinya memburuk di Yaman, kemudian kembali ke Sudan.
Semasa hidupnya, dosen mata kuliah Perjuangan Bangsa Palestina di Institut Al-Quds Internasional berkedudukan di Sanaa, Yaman itu, beberapa kali datang ke Indonesia atas undangan Jama’ah Muslimin (Hizbullah).
Dalam sebuah kesempatan Tabligh Akbar di Kompleks Pesantren Al-Fatah tahun 2006, ia menekankan kewajiban setiap Muslim untuk membebaskan sesama saudara yang terjajah di Palestina dan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha dari Yahudisasi. (L/R10/K2/RS1/RS2)
Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Semakin Intensif di Tengah Perpecahan Trump-Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Leo XIV Serukan Gencatan Senjata Segera di Gaza