Jakarta, MINA – Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina Prof Dr Yuddy Chrisnandi mengatakan, Indonesia diharapkan menjadi penengah atau juru damai dalam memberikan solusi terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang saat ini masih berlangsung.
Menurutnya, Indonesia memiliki momentum yang kuat dalam mengambil sikap untuk mendukung Rusia dan Ukraina menempuh jalur damai dalam menyelesaikan konflik.
Apalagi Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, penggagas gerakan non blok, pemimpin ASEAN dan Presidensi G-20 Tahun 2022.
“Kita dapat berperan memberikan solusi damai. Kita perlu mengambil langkah-langkah diplomasi lainnya untuk segera menghentikan perang, menginisiasi, mempertemukan keduanya menjadi salah satu kekuatan alternatif perdamaian bagi keduanya,” kata Prof Yuddy saat diwawancarai wartawan Kantor Berita MINA secara virtual, Sabtu (5/3).
Dubes RI di Ukraina, Armenia dan Georgia masa tugas April 2017 – Oktober 2021 itu mengharapkan posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 mampu menjadi daya dukung Indonesia untuk diperhitungkan dalam resolusi konflik Rusia dan Ukraina.
Indonesia memegang Presidensi G20 yang akan digelar pertemuan puncaknya di Bali pada November 2022 mendatang. G20 adalah forum kerja sama multilateral di bidang ekonomi melibatkan 19 negara utama dan Uni Eropa (EU), termasuk Rusia, Amerika Serikat, dan China.
Selain itu, Indonesia memiliki hubungan baik dengan dua negara yang berseteru tersebut. Baik dengan Rusia maupun Ukraina, bahkan hubungan dengan dua negara ini sudah terjadi sejak zaman kejayaan Uni Soviet.
Prof Yuddy mengapresiasi keputusan Indonesia menyetujui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menekan Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Resolusi tersebut disetujui oleh Indonesia dan 140 negara lainnya selama sesi darurat pada Rabu (2/3). Sementara lima negara tidak setuju, dan 35 lainnya abstain.
Dalam resolusi tersebut, PBB mengecam invansi Rusia ke Ukraina dan meminta Rusia tanpa syarat sesegera mungkin menarik seluruh pasukannya dan menghentikan perang.
“Kita sudah mengambil satu langkah maju bergabung dengan masyarakat cinta damai dunia untuk menghentikan perang melalui jalur diplomatik,” ujarnya.
Prof Yuddy yang juga mantan Menteri PAN RB ini menambahkan, Indonesia selanjutnya perlu melakukan terobosan-terobosan diplomasi lainnya yang efektif dan aktif dalam memimpin dan mengakomodir negara-negara lain untuk kerja sama demi kepentingan perdamaian dunia.(L/RA-1/R1)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Mi’raj News Agency (MINA)