Qatar, MINA – Hassan Barari, seorang profesor di Universitas Qatar, mengatakan, Israel bertindak terlalu jauh dengan membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran.
“Ini adalah kebijakan yang diumumkan Israel. Netanyahu telah mengatakan bahwa dia akan menargetkan para pemimpin Hamas di dalam atau di luar Gaza.” Demikian diberitakan Aljazeera, Rabu (31/7).
“Jelas mereka akan mencoba melakukan ini, tapi saya tidak menyangka hal itu akan terjadi di Teheran. Kita tahu ketika Israel menargetkan konsulat Iran di Damaskus, bagaimana reaksi Iran dan bagaimana komunitas internasional bersatu untuk mendukung Israel dan mencoba meredakan kemungkinan perang,” katanya.
“Ini adalah pesan untuk Teheran sendiri dan pesan untuk semua orang bahwa Israel bertekad untuk melanjutkan perang,” katanya.
Baca Juga: Hamas: Pemindahan Kedutaan Paraguay ke Yerusalem Langgar Hukum Internasional
Haniyeh adalah salah satu pemimpin Hamas paling terkemuka yang menggalang dukungan untuk perjuangan Palestina di seluruh dunia.
“Haniyeh sebagai kepala biro politik Hamas berada di Iran, karena Teheran adalah salah satu negara yang mendukung Palestina. Haniyeh berada di Iran untuk mencari dukungan setelah presiden baru dilantik [pada hari Senin].”
Profesor Universitas Qatar mengatakan, Haniyeh bukanlah pemimpin Hamas pertama yang dibunuh.
“Pada tahun 2004, mereka membunuh Syekh Ahmad Yasin, pemimpin spiritual dan pendiri Hamas, sebulan setelah mereka membunuh penerus Yasin, Abd al-Aziz al-Rantisi di Gaza. Hal ini tidak pernah mengakhiri Hamas. Bukan berarti Israel memerangi mafia, orang-orang itu mewakili perlawanan Palestina,” ujarnya. []
Baca Juga: Puluhan Ribu Jamaah Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)