Profil Maha Abou Shousheh, Konsul Kehormatan RI di Ramallah

maha abu susheh alwatanOleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Presiden RI Joko Widodo saat membuka secara resmi Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (7/3) pagi, mengumumkan penunjukan Maha Abou Shusheh sebagai Konsul Kehormatan RI untuk berkedudukan di .

Jokowi menambahkan, Indonesia pun dalam waktu dekat akan membuka Konsulat Kehormatan Republik Indonesia di Palestina.

“Perkenankan saya menyampaikan bahwa Indonesia telah menunjuk Nyonya Maha Abou Sousheh selaku Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Palestina,” ujar Jokowi dihadapan delegasi KTT LB OKI ke-5 yang membahas upaya kemerdekaan Palestina dan masalah Al-Quds Al-Sharif.

Profil Maha Abou Shousheh

Maha Abou Shousheh, ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai Konsul Kehormatan RI untuk Palestina. Sebagaimana kelaziman dalam hubungan  hubungan diplomatik, pembukaan hubungan konsuler dilakukan atas kesepakatan negara-negara bersangkutan. Konsul Kehormatan dipilih dari warga negara setempat dengan tugas yang berhubungan dengan kekonsulan mencakup bidang-bidang ekonomi, perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Maha yang ditunjuk Indonesia adalah seorang wanita kelahiran Ramallah tahun 1962. Ia terlahir dari keluarga relegius, yang meraih gelar BA di bidang Ekonomi dari Ber Zeit University, sebuah peguruan tinggi swasta terkemuka di Birzeit, dekat Ramallah, yang didirikan tahun 1975.

Arabian Business menyebutkan, Maha memulai karir profesionalnya sebagai Co-Manajer pada perusahaan Abou-Shousheh Contracting Co, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi jalan, dan menjadi Manajer pada tahun 1988. Dia juga mengembangkan bisnis keluarga dengan mendirikan agen tunggal mobil Peugeot di Palestina.

Maha saat ini aktif dalam banyak bisnis dan organisasi budaya. Dia adalah Presiden Dewan Direksi Riwaq (asosiasi Palestina untuk pelestarian warisan arsitektur), serta Ketua Dewan Pengiriman Palestina (Palestinian Shippers) yang mewakili importir dan eksportir Palestina.

Dia juga anggota dari PALTrade, Khalil Al-Sakakini Cultural Centre, anggota Dewan Forum Bisnis Perempuan Palestina, serta anggota Dewan Pengawas di Universitas Jerusalem dan National Conservatory Palestina of Music.

Maha Abou-Shusheh disebut sebagai salah satu dari 50 Pengusaha Top Arab berpengaruh menurut Forbes Saudi dan dia satu-satunya wanita Palestina yang masuk daftar itu.

Tugas Konsul Kehormatan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, penunjukkan wanita pengusaha itu sebagai Konsul Kehormatan RI adalah atas rekomendasi pemerintahan Palestina.

Dia menambahkan, ada beberapa calon untuk menjadi Konsul Kehormatan RI di Ramallah, sebelum Maha yang akhirnya dipilih.
“Atas rekomendasi Pemerintah Palestina ada beberapa calon, tapi yang terpilih dia (Maha Abou Sousheh). Mudah-mudahan ini yang terbaik,” ujarnya.

Sebagai Konsul Kehormatan RI, Maha akan menempati kantor Konsulat Kehormatan RI di Ramallah, yang direncanakan akan diresmikan 13 Maret 2016 ini. Sang Saka Merah Putih akan berkibat di halaman depan gedung itu.

Menurut Arrmanatha, pembukaan Konsul Kehormatan RI di Ramallah merupakan bukti dan komitmen dukungan politik Indonesia terhadap Palestina dan sebagai representasi Indonesia di Palestina.

Tugas Konsul Kehormatan tersebut antara lain mendorong hubungan ekonomi dan sosial antara masyarakat Indonesia dan Palestina serta memberikan perlindungan bagi WNI di Ramallah.

“Tugas-tugas Konhor (Konsul Kehormatan) RI itu untuk peningkatan kerja sama budaya antara Indonesia dan Palestina, dan juga untuk mempromosikan investasi dan pariwisata serta perlindungan WNI bila dibutuhkan,” ujarnya.

Arrmanatha mengatakan, Ramallah dipilih menjadi tempat Konsul Kehormatan RI karena merupakan pusat pemerintahan dan tujuan wisata di Palestina.

“Jumlah wisatawan Indonesia ke Palestina kurang lebih 50.000 orang per tahun, termasuk peziarah muslim dan nasrani. Kita merasa di situ (Ramallah) dibutuhkan Konsul Kehormatan untuk membantu kepentingan Indonesia di Palestina,” katanya.

“Jabatan ini merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi seseorang. Dalam hal ini adalah pihak swasta karena umumnya Konhor adalah seorang pengusaha atau individu yang memiliki akses ke pemerintahan. Mereka tidak diupah, namun dengan menjadi Konhor mereka mendapatkan keuntungan diplomatik. Ini salah satu ‘fasilitas’ yang mereka mau,” kata Arrmanatha, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Data menyebutkan, Indonesia hingga saat ini memiliki total 67 Konhor di 58 negara. Konhor adalah seseorang yang memiliki kantor sehingga aset tersebut bisa dimanfaatkannya bagi kepentingan dirinya sebagai Konhor.

Konhor juga akan menjadi jembatan penghubung bagi Indonesia dan negara terkait jika ingin melakukan sesuatu.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan Jumat kemarin (11/3/2016) mengatakan bahwa pembukaan konsul kehormatan merupakan tahap pertama saja.

“Yang penting ini tahap pertama, tahap nanti gimana kita mau bikin kedutaan tetap. Apalagi kalau sudah merdeka,” ujar JK.

RI – Palestina sudah membuka hubungan diplomatik pada tingkat Duta Besar menjelang KTT Gerakan Non Blok di Jakarta di masa Presiden Soeharto dulu. Sejak itu Palestina sudah menempatkan Duta Besar di Indonesia, sedangkan Duta Besar RI untuk Palestina  dirangkap oleh Duta Besar RI yang berkedudukan di Amman, Yordania. Dengan demikian Konsul Kehormatan RI di Ramallah akan berada di bawah Duta Besar RI yang berkedudukan di Amman.

Harapan

Kita semua tentu berharap penunjukkan Maha Abou Shousheh, sebagai Konsul Kehormatan RI untuk Palestina di Ramallah mempunyai makna sejarah bagi hubungan lebih erat Indonesia-Palestina, dan menuju Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. (L/P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.