Oleh: Dr. Ir. H. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (Lembaga PLH & SDA MUI)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jika makan makanan, beliau menjilat jari-jarinya sebanyak tiga kali, beliau bersabda: “Jika suapan salah seorang dari kalian jatuh, maka hendaknya ia membersihkannya dari kotoran dan memakannya, dan janganlah ia membiarkannya untuk setan!” Dan beliau memerintahkan kami agar mengusap piring. Beliau bersabda: “Sesungguhnya tidak seorang pun di antara kalian mengetahui di bagian makanan manakah ia diberi berkah.” (HR. Abu Daud)
Hikmah hadits tersebut adalah bahwa setiap butir makanan membawa berkah dan kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan karena perbuatan mubazir adalah perbuatan setan. Dengan membuang makanan maka kita membuang segala keberkahan yang diberikan Allah kepada kita.
Namun realitas dari laporan the Economist bahwa Indonesia membuang makanan 300 kg/tahun/orang (peringkat kedua dunia) sementara 19 juta penduduknya kelaparan. Global Hunger Index (Indeks Kelaparan Global) 2018 melaporkan, Indonesia menderita tingkat kelaparan serius dengan skor 21,9 yang merupakan peringkat ke-73 dari 119 negara.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Masya Allah. Kita bisa membuang makanan hanya dalam hitungan menit, tapi sadarkah kita bahwa alam membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan sebelum sampai ke piring kita.
Sebagai contoh, nasi yang kita makan setidaknya membutuhkan total waktu sekitar lima bulan dari bibit, perawatan, panen, penyimpanan, distribusi hingga menjadi nasi di piring kita. Demikian juga untuk lauk pauk yang kita makan membutuhkan waktu serta lingkungan yang mendukung untuk dapat tumbuh dan kita makan.
Sebuah Program “makanan/">Berbagi Makanan Lebih” (BeraMaL) telah diinisiasi. Program ini merupakan bagian dari program masjid ramah lingkungan atau ecoMasjid oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Program BeraMaL merupakan sebuah gerakan sosial berbasis masjid dengan tujuan:
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
1. Mengurangi pemborosan makanan sekaligus mengurangi sampah.
2. Memberikan bantuan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan.
3. Mempererat hubungan sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Sebuah pilot proyek sedang dilakukan di Masjid Burj Al Bakrie yang terletak di gedung Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum, Jakarta. Donatur adalah dari restoran yang berada di Epiwalk Kuningan, Plaza Festival Kuningan serta restoran dan kantin sekitar Masjid Burj Al Bakrie. Sedangkan makanan lebih akan disalurkan pada kaum yang memerlukan di Kelurahan Menteng Atas.(AK/R01/RS1)
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh