Jakarta, MINA – Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa tahun ini menjangkau wilayah Palestina, Somalia, dan Myanmar. Lembaga tersebut berkomitmen membantu masyarakat membutuhkan, terutama kawasan yang sedang dilanda perang, di Gaza.
Manager Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Syamsul Ardiansyah, menyampaikan, kondisi jalur Gaza dan sekitarnya saat ini masih diwarnai kelangkaan pangan dan obat-obatan, menyusul pembatasan distribusi yang semakin ketat. Ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, harus bertahan hidup dalam kondisi yang serba terbatas.
Dalam upaya meringankan beban tersebut, Dompet Dhuafa melanjutkan pendistribusian daging kurban ke wilayah tersebut dengan menyesuaikan metode pengiriman terhadap realitas lapangan.
“Untuk distribusi ke Palestina, kami menggunakan pola pengolahan hewan kurban di luar wilayah konflik, yaitu di India, karena tidak memungkinkan pemotongan dilakukan di Gaza. Daging kemudian dikemas dalam bentuk kaleng agar aman didistribusikan di tengah keterbatasan listrik,” ujar Syamsul, saat talkshow “Kurban Se-Ngaruh Itu” di Jakarta, Sabtu (31/5).
Baca Juga: Bangkitkan Ukhuwah, Bela Palestina: Seruan FSOI Hadiri Tabligh Akbar Pusdai 22 Juni
Syamsul menjelaskan, sebelum konflik bersenjata kembali memanas pada 2023, daging kurban dikirim dalam bentuk beku (frozen). Namun, serangan yang menghancurkan infrastruktur kelistrikan memaksa Dompet Dhuafa mengubah pendekatan.
“Kami beralih ke daging kaleng karena penyimpanan frozen sudah tidak memungkinkan. Ini bentuk adaptasi kami terhadap situasi di lapangan,” ujarnya.
Selain Palestina, distribusi hewan kurban juga dilakukan langsung di Somalia dan Myanmar dengan memotong hewan di negara tersebut. Proses ini melibatkan mitra lokal yang telah bekerja sama lama dengan Dompet Dhuafa untuk menjamin kelayakan, keamanan, dan kelancaran distribusi.
Dalam pelaksanaan kurban tahun ini, Dompet Dhuafa menargetkan penyaluran setara 35.000 kambing atau domba yang akan didistribusikan ke 28 provinsi, 105 kabupaten atau kota di Indonesia, serta tiga negara di luar negeri.
Baca Juga: MINA dan GREENLENTIK Jalin Kerja Sama Promosikan Produk Ramah Lingkungan
Proses pengadaan hewan kurban dilakukan dengan standar ketat, mencakup prinsip-prinsip utama: sesuai syariat, jantan, menjangkau pelosok, dan pelaporan yang cepat dan transparan.
Syamsul turut mengajak generasi muda untuk menjadikan kurban sebagai gaya hidup yang membawa nilai dan dampak nyata.
“Kurban bukan hanya ibadah, tapi juga bentuk solidaritas global. Kurban dari Abang dan None itu sangat berpengaruh bagi mereka yang sedang berjuang di tengah krisis,” tutupnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Hari Jelang Tabligh Akbar Pusdai, Seruan Ukhuwah Menggema dari RRI Bandung