Oleh: Widi Kusnadi, Redaktur Kantor Berita Islam MINA
Kunjungan Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi ke Indonesia lebih banyak membahas peningkatan kerjasama dalam bidang perdagangan dan investasi . Hasil dari pertemuan itu, Pemerintah Indonesia dan Mesir sepakat meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Data Kementerian PerdaganganIndonesia mencatat Mesir merupakan salah satu mitra utama Indonesia di kawasan Afrika. Nilai total perdagangan Indonesia-Mesir pada 2014 mencapai 1,49 miliar USD, dengan surplus sebesar 1,2 miliar USD untuk Indonesia.
Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir meliputi emas, kabel dan konduktor listrik, furnitur, bahan tekstil, pakaian jadi, buah segar, dan tembaga. Sedangkan impor Indonesia dari Mesir, antara lain maizena, gandum, fosfat, kacang kedelai, serta iron ores dan konsentratnya.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Terusan Suez, Jembatan Perdagangan Asia-Eropa
Pada 6 Agustus 2015, pemerintah Mesir secara resmi membuka terusan Suez baru untuk jalur perdagangan Asia-Eropa. Hal itu merupakan bagian dari rencana untuk mengembangkan daerah sekitarnya menjadi pusat industri dan komersial yang akan mencakup pembangunan pelabuhan dan penyediaan jasa pengiriman, yang disebut dengan Zona Terusan Suez.
Suez menghubungkan antara Laut Merah dan Laut Tengah. Tempat itu merupakan pilar utama dari proyek pengembangan disiapkan untuk mengubah wajah sosial, politik, dan ekonomi Mesir.
Terusan Suez Baru mempunyai kedalaman 24 meter, panjang 72 km dan lebar 320 meter pada titik terlebarnya.Proyek itu diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Sedikitnya 43.000 pekerja ikut berkontribusi menggali dan membangun Terusan Suez Baru. Lebih dari 210 juta ton pasir berhasil digali dengan menelan biaya 8,5 miliar Dolar AS.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Mesir adalah negara pertama di dunia yang menggali terusan yang dibuat manusia. Hal tersebut mendapat apresiasi dari dunia internasional. Karena selain pendeknya waktu penyelesaian proyek, juga manfaat yang akan dirasakan oleh seluruh warga dunia, distribusi barang akan menjadi lebih singkat.
Pemerintah Mesir, Terusan Suez merupakan sumber pendapatan yang signifikan.
Pengamat ekonomi memprediksi, Suez dapat meningkatkan pendapatan negara dua kali lipat dari arus perdagangan dan menyediakan lapangan kerja bagi satu juta penduduk Mesir.
Keuntungan Bagi Indonesia dan Mesir
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Posisi strategis Mesir yang menghubungkan benua Asia, Afrika, dan Eropa dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai pintu gerbang perdagangan ke wilayah sekitarnya. Diharapkan produk ekspor Indonesia tidak hanya sampai ke Mesir, tetapi juga ke negara-negara tetangga Mesir lainnya.Peluang ini harus dapat digarap maksimal oleh para pengusaha Indonesia.
Mesir sendiri dengan penduduknya yang hampir mencapai 80 juta jiwa (terbesar di Timur Tengah dan kedua di Afrika), dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² juga menjadi pasar strategis bagi produk-produk Indonesia. Dengan persamaan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, hal itu menjadi ikatan spiritual terjalinnya hubungan kedua negara selain banyak pemuda Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar yang sudah berumur 10 abad.
Pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) sesi pertemuan Asia- Africa Business Summit (AABS). April lalu, Mesir secara khusus mengirimkan delegasinya untuk membicarakan prospek perdagangan dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan RI waktu itu, Rachmat Gobel menerima Delegasi Pengusaha Mesir yang tergabung dalam Egyptian-Indonesia Business Council (EIBC). “Pengiriman delegasi dalam jumlah besar itu menunjukkan besarnya perhatian Mesir terhadap Indonesia sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya,” kata Gobel.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Rachmat menjelaskan antusiasme pengusaha Mesir tersebut juga menunjukkan bahwa produk Indonesia memiliki nilai kompetitif tinggi karena kualitasnya yang baik. Para pengusaha Mesir mengincar sejumlah komoditas lain seperti ban kendaraan, produk makanan hasil laut, aki mobil, makanan olahan dan alat-alat tulis.
Bagi rakyat Mesir, Indonesia juga menjadi pasar potensial untuk memasarkan produk-produk pertaniannya seperti minyak Zaitun dan kurma, terlebih jika bulan Ramadhan yang sangat kental dengan nuansa Ibadah puasa, masyarakat Indonesia menjadi pasar bagi pedagang-pedagang Timur Tengah.
Jadi, siapapun pemimpin Mesir, hubungan bilateral antara kedua negara harus tetap harmonis mengingat kedua negara sama –sama memerlukan peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyatnya ditengah krisis yang melanda.
Posisi Indonesia terhadap Kondisi Politik Mesir
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 November 1946, Mesir telah menjadi salah satu sahabat Indonesia dalam kancah internasional. Indonesia dan Mesir membuka hubungan diplomatik secara resmi pada tanggal 10 Juni 1947 melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan (Treaty of Friendship and Cordiality).
Hubungan kedua negara kian dekat pada saat Presiden Soekarno dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser menjadi peletak batu pertama berdirinya Gerakan Non-Blok bersama dengan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito dan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
Di bidang investasi, Indonesia juga banyak melakukan investasi skala besar di Mesir, seperti investasi yang dilakukan oleh Indorama di sektor tekstil dengan nilai investasi sebesar US$30.72 juta pada 2007, Kedaung Industrial Group berinvestasi sebesar US$100 juta pada tahun 2008 dengan mendirikan sebuah pabrik kaca dengan nama Pyramid Glass di kawasan Borg El-Arab Alexandria, Dan investasi di bidang produk makanan dengan berdirinya pabrik Indomie di kawasan Badr City yang beroperasi sejak 2009.
Dalam masalah krisis yang terjadi di Mesir beberapa tahun terakhir, Pemerintah Indonesia memastikan bahwa tidak terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa tersebut sehingga tindakan evakuasi tidak perlu dilakukan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Indonesia sendiri telah mempunyai pengalaman dalam menjalankan proses demokrasi di dalam negeri. Indonesia pun punya pengalaman dalam penyelesaian konflik di dalam negeri. Jika memang diperlukan, Indonesia bisa berbagi pengalaman-pengalaman tersebut ke pemerintahan Mesir. Pengalaman-pengalaman ini nantinya dapat berguna bagi Mesir sebagai bahan acuan atau pun perbandingan dalam penyelesaian konflik dalam negeri.
Indonesia dapat mengajak semua semua pihak yang berseberangan politik untuk duduk bersama dan melakukan negosiasi demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan rakyat, tentunya Mesir pasti juga bisa melakukan hal itu.
Dengan adanya kestabilan politik dan keamanan, para investor juga semakin mantap mengembangkan usahanya di Mesir. Dengan demikian peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat akan mudah tercapai. Hubungan perdagangan Indonesia-Mesir akan semakin cerah dengan situasi yang kondusif dari kedua negara. (P013/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin