Tel Aviv, MINA – Para dokter Israel memulai pemogokan 24 jam dan iklan hitam menutupi halaman depan surat kabar pada Selasa (25/7), dalam kehebohan atas ratifikasi perubahan UU yudisial awal oleh pemerintah sayap kanan.
RUU pertama yang membatasi peninjauan Mahkamah Agung atas beberapa keputusan pemerintah disahkan di Knesset (Parlemen Israel) yang penuh kontroversial pada Senin (24/7), setelah pemogokan oleh anggota parlemen yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendorong Israel ke arah otokrasi.
Dengan demonstrasi yang mengguncang masyarakat Israel selama berbulan-bulan, ribuan orang turun ke jalan pada Senin malam.
Ada konfrontasi kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi Israel, yang menyebabkan cedera dan penangkapan di kota Tel Aviv dan Yerusalem, serta daerah lain, lapor Al-Araby Al-Jadeed.
Baca Juga: UNICEF: 322 Anak Tewas di Gaza Sejak Israel Langgar Gencatan Senjata
Polisi secara paksa membubarkan demonstran yang menutup sejumlah jalan utama selama berjam-jam. Mereka menangkap sedikitnya 18 pengunjuk rasa dan mengumumkan bahwa sejumlah petugas terluka.
Sekutu tradisional Amerika Serikat menyebut pemungutan suara itu “disayangkan”.
“Hari Hitam untuk Demokrasi Israel,” kata sebuah iklan di depan surat kabar utama yang ditempatkan oleh sebuah kelompok, yang menggambarkan dirinya sebagai pekerja teknologi tinggi yang khawatir.
Para pemimpin protes mengatakan semakin banyak tentara cadangan tidak akan lagi melapor untuk bertugas.
Baca Juga: Jumlah Wartawan yang tewas di Gaza 209 Orang
Namun, pemimpin oposisi Yair Lapid meminta mereka untuk menunda ancaman itu, yang telah mengguncang rasa keamanan nasional Israel, sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung atas banding kelompok pengamat politik untuk membatalkan undang-undang tersebut.
Asosiasi Medis Israel memerintahkan dokter untuk mogok. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Gaza Masuki Bencana Kelaparan