Gaziantep, Turki, 16 Rajab 1437/24 April 2016 (MINA) – Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, proyek Uni Eropa memberikan kesempatan bagi sekitar 2,2 juta warga Suriah yang tinggal di Turki untuk didanai.
Hal itu disampaikan oleh Merkel saat kunjungannya di sebuah kamp pengungsi di Nizip, dekat perbatasan Suriah dan sekitar 40 km sebelah timur dari Gaziantep, Turki, bersama beberapa pemimpin Uni Eropa pada Sabtu (23/4).
Selain itu, Merkel juga mengatakan, prouyek yang merupakan kesepakatan Uni Eropa dengan Turki akan membuka jalan bagi semua anak-anak pengungsi untuk mendapat pendidikan.
Dalam kesepakatan yang disepakati bulan lalu, 28 anggota Uni Eropa menawarkan Turki paket insentif miliaran euro bantuan pengungsi agar bisa mencegah pengungsi melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Wartawan Al-Jazeera Andrew Simmons melaporkan dari Kamp Pengungsi Nizip yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), kesepakatan itu membuat Turki akan mendapat bantuan sebesat US$3 miliar.
“Dan akses bebas visa bagi warga negara Turki ke Eropa, dalam waktu dua tahun akan ada lagi US$ 3 miliar kepada Turki untuk dihabiskan bagi perumahan pengungsi,” lapor Simmons.
Turki menampung 2,7 juta warga Suriah dan menjadi tuan rumah dengan jumlah pengungsi terbesar di dunia.
Namun, para kritikus menyebut kesepakatan Uni Eropa dan Turki itu tidak manusiawi bagi para pengungsi yang ingin pergi ke Eropa. Kesepakatan itu dituding akan mengembalikan warga Suriah kembali ke negerinya yang masih dikecamuk perang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Tujuan kami bukan hanya untuk menghentikan migrasi ilegal, tapi bagi para pengungsi memiliki lebih banyak kesempatan berada di dekat rumah mereka,” kata Merkel saat di Universitas Gaziantep.
Pada kesempatan itu, Merkel mengatakan dia sangat terkesan dengan upaya Turki dalam menangani pengungsi.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menolak klaim bahwa warga Suriah sedang dikirim kembali ke tanah air mereka yang bertentangan dengan keinginan mereka. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu