Bangkok, 22 Rabi’ul Awwal 1436/13 Januari 2015 (MINA) – Puluhan anak-anak dari 98 Muslim Rohingya yang ditangkap pada Ahad (11/1) menjadi korban perdagangan manusia.
Polisi setempat, seperti yang dilaporkan Irrawaddy yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) menyebutkan, para korban ditemukan di truk pickup di Thailand selatan, saat melakukan pemeriksaan.
Dua sopir Thailand diduga menjadi orang yang bermain dibalik kasus tersbut. Mereka yang minoritas Muslim sebagian besar tanpa kewarganegaraan dari Myanmar barat, sedang diinterogasi, kata Kapten Polisi Somporn Thongchee, seorang wakil inspektur kabupaten Hua Sai, di mana kelompok itu ditemukan.
Polisi mencegat lima kendaraan, termasuk tiga truk pickup, di sebuah pos pemeriksaan di distrik Hua Sai di provinsi Nakhon Si Thammarat, sekitar 700 km (435 mil) dari Bangkok pada Ahad dan menemukan puluhan pria, wanita dan anak-anak dengan wajah kelelahan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Kelompok yang terdiri dari, 42 anak laki-laki dan perempuan di bawah usia 14 tahun. Sementara seorang perempuan dinyatakan tewas dalam penangakapan tersebut.sudah mati.
“Ini adalah penemuan pertama kami dari kelompok Rohingya yang membuktikan penyelundupan di wilayah ini mungkin telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kapten Polisi Somporn Thongcheen.
Mereka ditahan di tempat penampungan pemerintah di Hua Sai. Sebagaimana prosedur yang biasa dilakukan, polisi akan mengirim kembali mereka ke Myanmar atau bisa merana di tempat penampungan selama berbulan-bulan sebelum pemerintah memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap mereka.
Thailand berada di peringkat salah satu pusat terburuk di dunia perdagangan manusia. Dan diturunkan statusnya terendah “Tier 3” pada Juni lalu di Laporan Perdagangan Manusia tahunan Departemen Luar Negeri AS dan tidak sepenuhnya memenuhi standar minimum untuk eliminasi.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pekan lalu, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan pemerintahnya akan meningkatkan tindakan terhadap perdagangan manusia sebagai negara berjuang untuk meningkatkan rekor tersebut.
Puluhan ribu Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar sejak 2012, ketika bentrokan dengan etnis Arakan Buddha menewaskan ratusan dan membuat sekitar 140.000 kehilangan tempat tinggal.
Pihak berwenang di Thailand selatan telah meningkatkan pos pemeriksaan di jalan-jalan untuk mencegat penyelundup, kata Manit Pianthong, kepala distrik Pa Takua di provinsi Phang Nga.
“Skala masalah penyelundupan di wilayah ini besar,” kata Manit. “Pos pemeriksaan jalan ini adalah salah satu cara untuk mencegat penyelundup.”(T/P004/R11)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)