Beirut, MINA – Puluhan ribu pengungsi akibat perang antara Israel dan Lebanon mulai kembali ke kota dan desa mereka yang hancur, menyusul pemberlakuan gencatan senjata.
Menurut laporan TRT World pada Jumat (29/11), gencatan senjata ini diikuti dengan langkah militer Lebanon memperkuat kehadirannya di wilayah selatan, yang selama ini menjadi basis kekuatan Hezbollah.
Perang yang memuncak setelah hampir setahun baku tembak lintas perbatasan antara Hezbollah dan tentara Israel, disusul serangan udara besar-besaran oleh Israel, telah menyebabkan hampir 4.000 orang tewas, lebih dari 16.000 terluka, dan lebih dari satu juta warga kehilangan tempat tinggal.
Di pihak Israel, otoritas setempat melaporkan bahwa sedikitnya 82 tentara dan 47 warga sipil tewas dalam pertempuran melawan Hezbollah.
Baca Juga: Dubes UEA Ungkap Pelibatan Indonesia dalam Misi Kemanusiaan di Gaza
Sementara itu, pada Rabu (27/11), Hezbollah menyatakan “kemenangan” atas Israel dalam sebuah pernyataan resmi.
Konflik ini mencapai puncaknya pada September lalu, ketika Israel mengalihkan fokus dari Gaza yang diblokade ke Lebanon.
Gencatan senjata memberikan harapan bagi Lebanon untuk memulai pemulihan dari kehancuran akibat perang berkepanjangan ini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Aktivis AS Serukan Boikot Black Friday, Protes Dukungan Pemerintah untuk Israel