Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan Ribu Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur

Ali Farkhan Tsani - Senin, 22 April 2024 - 07:12 WIB

Senin, 22 April 2024 - 07:12 WIB

7 Views

Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan di kota Tel Aviv dan sekitarnya, pada Ahad malam (21/4), menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya.

Peserta demo mengecam Netanyahu yang dianggap tidak mampu mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas. Yeni Safak melaporkan.

Demonstrasi serupa berlangsung juga di Yerusalem Barat, Kaisarea, Haifa, dan Be’er Sheva.

Aksi massa juga menuntut pemilihan umum segera untuk mengganti pemimpin pemerintahan yang baru.

Baca Juga: Brigade Al-Qassam: Helikopter Israel Kena Tembak Rudal SAM 7

Demonstran melakukan protes di persimpangan Jalan Kaplan dan dekat Kirya (Kementerian Pertahanan) di Tel Aviv.

Sementara keluarga sandera mengadakan protes di alun-alun museum kota.

Di depan Kementerian Pertahanan, Einav Tsinguker, ibu dari sandera Matan Tsinguker, mengecam Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

“Dia ingin menghancurkan negara ini dan membuka front baru melawan Iran,” katanya.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Tsinguker mengecam Netanyahu, dengan mengatakan, “Tangan Anda berlumuran darah orang mati. Anda menelantarkan para sandera di Gaza, melakukan korupsi, mencuri dan menduduki,” mengacu pada dakwaan yang dihadapi Netanyahu dalam persidangan korupsinya.

“Tidak ada yang bisa membantu Anda. Tidak ada yang bisa membersihkan Anda dari kegagalan dan pengabaian. Hamas mengalahkan Anda, dan kami menanggung akibatnya,” katanya.

Pemilu Segera

Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid berpidato di depan rapat umum di Paris Square di Haifa. “Pemerintah ini bukan negara. Pemerintahan ini adalah bencana bagi negara,” katanya.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

“Demi para sandera, demi tentara, demi mereka yang dievakuasi dari rumah mereka di Israel selatan dan utara, demi menyelamatkan negara Israel, kita perlu mengadakan pemilu sekarang,” serunya.

“Kami berdiri di sini karena negara Israel sedang mengalami krisis. Kita harus memutuskan apa itu. Apakah negara Israel adalah perdana menteri yang korup dan berbahaya yang kehilangan kendali, yang motivasinya hanya untuk mempertahankan kekuasaan, atau negara Israel, warga yang berdiri di depan saya, yang cukup peduli untuk memperjuangkan apa yang mereka inginkan?” lanjutnya.

Mantan Kepala Staf Dan Halutz juga berbicara di Haifa, “Netanyahu tidak tertarik dengan kembalinya para sandera karena ini menandai berakhirnya pemerintahannya.”

“Mereka para sandera ditinggalkan enam bulan lalu, dan Israel tidak mengajukan tawaran untuk membayar semuanya sebagai imbalan atas pembebasan mereka,” katanya.

Baca Juga: Sebanyak 35.000 Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa

“Kemenangan mutlak yang dijanjikan Netanyahu tidak akan terjadi, dan tidak ada perang di Gaza selama lebih dari tiga bulan. Ketika tidak ada jalan, Anda tidak akan pernah mencapai tujuan Anda,” lanjutnya.

Di Jalan Kaplan, Ruby Hain, ayah dari tentara Itay Hain, yang diumumkan oleh tentara pada bulan Maret “tewas saat diculik,” mengatakan, “Netanyahu bersembunyi di balik pesan belasungkawa. Netanyahu tidak memiliki kualitas dasar manusia yang menjadikan pemimpin rakyat Israel sebagai manusia. Saya malu,” katanya.

Israel hampir setiap hari menyaksikan protes yang menuntut Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan dengan faksi-faksi Palestina di Gaza dan mengadakan pemilihan umum lebih awal.

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pasukan dan Tank Israel Kembali Merangsek Masuk Gaza Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina