Dresden, Jerman Timur, 20 Rabi’ul Awwal 1436/11 Januari 2015 (MINA) – Sebuah reli puluhan ribu demonstran warga Jerman melawan rasisme dan xenofobia dilakukan di Kota Jerman Timur, Dresden, kota yang menjadi pusat protes anti-imigran dan Islamisasi.
Penyelenggara mengatakan, sekitar 35.000 orang menghadiri unjuk rasa Sabtu (10/1) itu, hampir dua kali lipat dari 18.000 demonstran anti-imigran yang turun pada Senin lalu, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Ahad.
Sebuah kelompok sayap kanan Jerman yang menamakan dirinya Bangsa Eropa Patriot Melawan Islamisasi Negara Barat (PEGIDA) telah melakukan pawai mingguan di Dresden sejak Oktober tahun lalu.
PEGIDA menentang apa yang mereka klaim sebagai Islamisasi Eropa dan pengamat menilai, kejadian kekerasan di Paris, Perancis, akan menjadi modal politik bagi Pegida untuk meningkatkan gerakan anti-imigrannya.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Selama demonstrasi Sabtu, demonstran membawa poster bertuliskan kata-kata “Tolong pengungsi”, “Kami semua tertawa dalam bahasa yang sama”, dan “Jerman adalah untuk semua orang”.
Penyelenggara reli juga mengadakan satu menit mengheningkan cipta untuk korban kekerasan pekan ini di Perancis.
Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengutuk demonstrasi anti-Muslim itu dan mendesak agar segera melakukan dialog bersama.
Berbicara setelah pertemuan partai Demokrat Kristen-nya (CDU) di Hamburg di hari yang sama, Angela menekankan perlunya dialog antar budaya dan berpesan untuk melawan prasangka.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
“Kami telah membuat jelas peristiwa di Perancis, aksi teroris barbar ini, merupakan tantangan bagi kita semua, untuk nilai-nilai yang kita anjurkan, untuk berjuang melawan mereka,” katanya, dan menambahkan, orang harus membedakan antara Islam dan fanatik agama. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza