Al-Quds, 13 Muharram 1437/26 Oktober 2015 (MINA) – Sebuah proposal yang dibuat Perdana Menteri Israel dikabarkan akan membuat puluhan ribu warga Palestina akan kehilangan haknya untuk memasuki Al-Quds (Yerusalem).
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan, Senin (26/10), usulan Benjamin Netanyahu itu menargetkan sekitar 80.000 warga Palestina yang tinggal di kamp pengungsi Shufat dan kawasan Kafr Aqab.
Kedua wilayah itu berada di luar tembok pemisah yang dibangun Israel di sepanjang perbatasan Tepi Barat. Demikian World Bulletin melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pada Oktober, Israel menerapkan sejumlah langkah-langkah keamanan yang ketat di seluruh Al-Quds.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Langkah-langkah terbaru yang diterapkan di tengah gelombang kekerasan yang sedang berlangsung telah menyebabkan sedikitnya 58 orang Palestina dan 10 orang Israel tewas.
Pada Ahad (25/10), polisi Israel melaporkan terjadinya tiga serangan pisau warga Palestina secara terpisah di Israel, mengakibatkan dua warga Palestina ditembak mati, termasuk seorang gadis 17 tahun di kota Hebron, Tepi Barat.
Beberapa pekan terakhir kerap terjadi serangan pisau oleh warga Palestina di Israel, beberapa di antaranya telah menyebabkan kematian.
Serangan juga telah menyebabkan 29 tersangka penyerang Palestina ditembak mati oleh pasukan keamanan Israel.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Banyak warga Palestina lainnya yang ditembak mati oleh pasukan keamanan Israel selama demonstrasi di Al-Quds dan Tepi Barat.
Beberapa terduga penyerang pisau dilaporkan berasal dari kamp pengungsi Shufat, yang juga baru-baru ini menjadi tempat bentrokan hebat dengan pasukan keamanan Israel. (T/P002/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat