Moskow, MINA – Belarus telah bergabung dengan kelompok “kekuatan nuklir,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (29/).
Dikutip dari rt.com, yang Putin maksud adalah Minsk berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya, yang dibangun oleh Rosatom, perusahaan energi atom negara Rusia.
Kementerian Energi Belarus memberikan lampu hijau resmi pada bulan November 2023 untuk pengoperasian komersial unit pembangkit listrik kedua di stasiun tersebut. Dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 2.400 megawatt, pembangkit tersebut diharapkan dapat memenuhi hingga 40% kebutuhan energi negara, demikian yang dilaporkan media pada saat itu.
“Ini adalah langkah maju yang besar,” kata Putin, mengomentari perkembangan tersebut.
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik tersebut telah memunculkan “industri baru” di negara tetangganya. “Dalam hal ini, Belarus sudah pasti menjadi negara dengan tenaga nuklir,” tambahnya.
Terletak tidak jauh dari kota Ostrovets di barat laut Belarus, pembangkit listrik ini dibangun antara tahun 2013 dan 2023 oleh Atomstroyexport, anak perusahaan Rosatom. Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di luar Rusia yang menggunakan reaktor nuklir generasi 3+ canggih milik Rosatom, lapor RIA Novosti.
Pada 2023, Moskow juga menempatkan senjata nuklir di Belarus, menyusul permintaan berulang kali dari Minsk. Kepemimpinan Belarusia mengutip kebijakan Barat yang agresif dan persepsi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir AS di beberapa sekutu Washington di Eropa.
Rusia juga mengisyaratkan kesiapannya untuk menggunakan persenjataan apa pun yang dimilikinya untuk melindungi Belarus, jika negara itu diserang.
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Kerja sama militer antara kedua tetangga semakin meningkat di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Putin mengumumkan keputusannya untuk menempatkan senjata nuklir di Belarus pada Maret 2023 sebagai tanggapan atas rencana Inggris untuk menyediakan amunisi uranium kepada Ukraina, sebuah tindakan yang dikecam oleh Moskow sebagai tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Pada Juli 2023, Rusia mengatakan bahwa mereka dapat mempertimbangkan untuk menarik senjata nuklir taktisnya dari Belarus jika AS dan NATO mengubah arah politik mereka saat ini, dan menghapus persenjataan nuklir Washington dari Eropa, serta membongkar infrastrukturnya. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan