Moskow, MINA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia harus terus menggerakkan arah ekspor energinya ke pasar yang tumbuh cepat di Selatan dan Timur.
“Usaha Negara-negara Barat untuk meninggalkan pemasok energi Rusia akan berdampak pada ekonomi global dan Moskow harus mengarahkan ekspor energinya menuju Asia, ” kata Putin seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (15/4).
“Kita perlu melanjutkan atas dasar bahwa di masa mendatang bahwa pasokan energi ke Barat akan berkurang,” kata Putin dalam sebuah rapat tentang sektor energi yang disiarkan Televisi Pemerintah Rusia, Kamis (14/4).
“Kita perlu memvariasikan ekspor,” tambahnya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi luas terhadap sektor keuangan Rusia dan juga mengumumkan langkah-langkah untuk melarang atau mengurangi penggunaan minyak, gas dan batu bara Rusia sebagai balasan atas serangan ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu.
Putin mengatakan, Rusia yang menyumbang sekitar sepersepuluh produksi minyak dunia dan seperlima pasukan gas global harus selangkah demi selangkah mengubah arah ekpor ke pasar yang cepat berkembang di Selatan dan Timur.
“Usaha negara-negar Barat untuk meninggalkan suplai Rusia, mengganti sumber energi kami dengan pengiriman alternatif pasti akan mempengaruhi ekonomi global,” kata Putin.
“Eropa tidak akan sanggup untuk mengganti semua gas secara langsung,” tambahnya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Yang disebut mitra dari negara-negara tak bersahabat berasumsi bahwa mereka dapat menghindari sumber energi Rusia, seperti gas alam Penggantinya yang masuk akal untuk Eropa tidak ada. Itu mungkin, tetapi sejauh ini tidak ada. Setiap orang memahami bahwa tidak ada volume (sumber energi) gratis di pasar dunia,” tegas Putin
Rusia memasok sekitar 40 persen gas alam Uni Eropa dan sanksi Barat atas serangan Moskow di Ukraina memukul ekspor energinya dengan memperumit pembiayaan dan logistik dari kesepakatan yang ada.
Putin juga memerintahkan akselerasi proyek infrastruktur, seperti rel kereta, pipa gas dan pelabuhan yang akan mengubah arah suplai minyak serta gas dari Barat ke pasar yang menjanjikan di Selatan dan Timur.
Rusia meluncurkan pasokan gas pipa ke China pada akhir 2019 dan pada Februari menyetujui kontrak 30 tahun melalui pipa baru. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)