Moskow, MINA – Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat (17/1) menyatakan siap hadir pada Konferensi Berlin tentang Libya, yang direncanakan Ahad (19/1).
Menurut pernyataan Kremlin, para peserta Konferensi Berlin diharapkan untuk bertukar pandangan tentang penyelesaian krisis Libya, termasuk pada penghentian permusuhan, rekonsiliasi pihak-pihak yang bertikai dan peluncuran dialog politik yang luas di bawah naungan PBB.
Perjanjian kunci akan dicatat dalam dokumen akhir konferensi, lapor Financial Express.
Pada hari Selasa, pemerintah Jerman mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa konferensi akan diikuti oleh utusan dari Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, Uni Emirat Arab, Turki, Republik Kongo, Italia, Mesir dan Aljazair.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
PBB, Uni Eropa, Uni Afrika dan Liga Arab juga akan diwakili.
Pengumuman tersebut dibuat setelah pemimpin Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar meninggalkan pembicaraan damai di Moskow tanpa menandatangani perjanjian dengan Fayez al-Sarraj, kepala Pemerintah Kesepakatan Nasional yang didukung PBB.
Pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Jerman mengunggah tweet bahwa Haftar bersedia untuk berpartisipasi dalam Konferensi Berlin.
Pada hari Jumat Kremlin merilis di situs webnya surat Haftar kepada Putin, di mana pemimpin LNA mengatakan siap menerima undangan Putin untuk mengunjungi Rusia “untuk melanjutkan dialog yang telah dimulai.” (T/RS2/R1)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Mi’raj News Agency (MINA)