Pontianak, 19 Rajab 1438/ 16 April 2017 (MINA) – Rois Suriah Pengurus Wilayah Nadhatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat (Kalbar) Drs. H. Syahrul Yadi mengatakan, perbedaan di antar umat manusia adalah takdir dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dijalani secara sehat. Perbedaan bisa jadi adalah persaingan yang seharusnya disikapi secara positif bahkan sering kali jadi kebutuhan.
“Di tengah-tengah kehidupan umat Islam perbedaan hendaknya disikapi dengan dewasa dan tetap mengedepankan kerukunan,” katanya dalam acara Tablig Akbar Jamaah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Kalimantan Barat, di Masjid Raya Al Mujahidin Pontianak, Ahad (16/4).
Syahrul Yadi yang juga Kakanwil Kementreian Agama Provinsi Kalbar memaparkan, statistik lebih kurang 30 tahun yang lalu umat Islam adalah mayoritas penduduk Indonesia yang jumlahnya sekitar 97%. Namun kini statistik itu melorot drastis dan umat Islam jumlahnya jadi paling banyak 87%.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Salah satu yang diduga sebagai sebab keluarnya sebagian muslimin dari Islam adalah karena Dakwah Islam masih belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indoneisa. Sebab lain adalah karena sebagian dakwah Islam gagal menampilkan wajah Islam yang sejuk, namun sebaliknya mengesankan Islam yang kaku dan tidak bersahabat,” tambahnya.
Padahal, kata Syahrul, di depan tidak kurang dari 3000 peserta Tablig Akbar, sejarah mencatat bahwa awal penyebaran Islam di Nusantara terutama di Jawa menghadirkan Islam yang sejuk dan bersahabat.
Wali Songo berhasil mengislamkan Jawa tidak dengan kekerasan namun dengan pendekatan budaya dan akhlaq yang baik. Islam hadir tanpa pertumpahan darah ataupun peperangan. Dakwah simpatik ala Wali Songo tersebut sepatutnya menjadi model dakwah Islam untuk seluruh dunia.
Untuk itu, Syahrul Yadi menyampaikan dalam ceramahnya bertajuk “Islam dan Spirit Toleransi Umat Beragama di Kalbar” mengajak agar umat Islam untuk memperbaiki dakwah Islam, membetulkan akhlaq agar dakwah berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Gaya dakwah yang mengejek, memojokkan ataupun menyalahkan sudah tidak seseuai lagi dengan semangat zaman. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan dakwah yang buruk.” ujarnya. (L/AGD/R12/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan