Tajikistan, 27 Dzulqa’dah 1435/22 September 2014 (MINA) – Qatar telah menyatakan kesediaannya untuk mendirikan Bank Islam di Tajikistan, yang akan menjadi lembaga keuangan pertama berbasis syariah di negara Asia Tengah itu.
Pembentukan Bank dengan sistem syariah ini secara penuh di bawah kemitraan Qatar-Tajikistan yang telah dibahas ketika ketua tingkat tinggi delegasi Qatar, Sheikh Dr Khalid bin Thani bin Abdullah al-Thani dengan Presiden Tajikistan Emomalii Rahmon di ibukota negara Dushanbe, seperti dilaporkan Gulftimes.com dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sheikh Dr Khalid dan delegasi tingkat tinggi Qatar yang menyertainya, Rahmon menyoroti hubungan yang kuat dan ramah antara kedua negara tersebut.
Menurutnya, Tajikistan memiliki iklim investasi yang “sangat menarik”, berkat fasilitas dan insentif yang diberikan oleh negara untuk investor asing. Mendukung ini hukum investasi modern, yang telah meningkatkan kepercayaan investor asing.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Rahmon menekankan, bahwa Tajikistan sekarang salah satu “tujuan ideal” untuk bisnis komersial dengan kesempatan yang beragam, yang didukung oleh lokasi geografis negara itu.
Sheikh Dr Khalid mengungkapkan kebahagiaannya untuk mengunjungi Dushanbe dan berterima kasih kepada Rahmon untuk penerimaannya dengan ramah yang diberikan kepada delegasi Qatar.
Dia mengatakan kunjungannya itu dalam rangka hubungan ekonomi Qatar-Tajikistan, yang telah berkembang di bawah kepemimpinan HH Sheikh Tamim Emir bin Hamad al-Thani.
Sheikh Dr Khalid mengatakan komunitas bisnis Qatar sedang melihat pasar Tajikistan dengan minat yang besar dan bersedia untuk berinvestasi di negeri ini, selain berbagi pengetahuan dan keahlian dengan pengusaha lokal di berbagai sektor, khususnya perbankan syariah.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Sebagian besar penduduk Tajikistan adalah Muslim. Perbankan Islam dan Syariah berbasis arsitektur keuangan diperkirakan akan tumbuh pesat di negara Asia Tengah. Namun, negara ini perlu investasi asing untuk pertumbuhan ekonominya. (T/P005/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon