Kairo, 5 Rabi’ul Awwal 1435/7 January 2014 (MINA) – Pemerintah Mesir telah memutuskan membuka gerbang perlintasan Rafah dengan Jalur Gaza pada Rabu (8/1) dan Kamis (9/1), setelah ditutup selama sebelas hari berturut-turut.
Keputusan Mesir ini diambil setelah diadakan kontak yang intensif dari Direktorat Jenderal Perlintasan batas Palestina untuk mengatasi krisis makin parah yang dialami warga Gaza yang wilayahnya diblokade Israel. Demikian Duta Besar Palestina untuk Mesir, Barakat Al-Farra, Selasa.
Saat ini, pihak Mesir hanya membuka penyeberangan Rafah sesekali terutama untuk kasus-kasus kemanusiaan, Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan Al-Farra dibenarkan Direktur Jenderal Administrasi Umum Perlintasan batas Palestina di Jalur Gaza, Maher Abu Sabha, yang mendapatkan konfirmasi dari pihak Mesir.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Pihak Mesir mengatakan kepada kami bahwa perlintasan (Rafah) akan terbuka pada Rabu dan Kamis,” kata Maher Abu Sabha kepada Anadolu Agency.
Dia juga mengatakan, prioritas untuk menyeberangi perlintasan Rafah diberikan kepada para pasien dan pelajar.
Sebelumnya, Maher Abu Sabha mengharapkan agar Pemerintah Mesir membuka kembali Gerbang perbatasan Rafah pada Selasa (7/1) waktu setempat.
Jumlah orang yang terdaftar untuk melakukan perjalanan di Kementerian Dalam Negeri Palestina telah mencapai 5.000 orang, yang memaksa pihak berwenang menutup pendaftaran.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Pihak berwenang Mesir telah menutup perbatasan Rafah, menghubungkan Mesir dengan Gaza Palestina selama 11 hari berturut-turut. Rabu (1/1) lalu sempat dibuka khusus untuk delegasi kemanusiaan dari Italia masuk ke Jalur Gaza.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.
Perlintasan Rafah adalah satu-satunya cara sekitar 1,8 juta penduduk Gaza dapat memasuki dunia luar setelah tujuh tahun embargo penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Larangan militer Mesir tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar/masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari/ke Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh bahan pokok, bahan bakar dan kehidupan yang layak bagi warga Gaza.Penutupan total Rafah telah menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”. (T/P02/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam