Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahasia Sukses Sang Penakluk Konstantinopel

Bahron Ansori - Senin, 21 November 2016 - 17:33 WIB

Senin, 21 November 2016 - 17:33 WIB

1402 Views

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Sultan Muhammad Al Fatih, sang Penakluk Konstantinopel adalah pemimpin terbaik yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Penaklukan Konstantinopel sebenarnya sudah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui beberapa hadis. Maka, banyak raja yang membuktikan nubuwwah itu. Semuanya gagal, kecuali Muhammad Al Fatih. Dialah sebaik-baik pemimpin yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335).

Tak mudah menaklukkan Konstantinopel. Tapi, Muhammad Al Fatih dengan kehendak Allah Ta’ala berhasil menundukkannya. Apa rahasia kesuksesannya sehingga ia disebut Nabi sebagai sebaik-baik pemimpin dan berhasil dalam perjuangannya? Berikut akan dikupas satu per satu rahasia sukses sang penakluk.

Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina

Pertama, Persiapan Pribadi

Untuk mewujudkan mimpi, seseorang harus mempersiapkan segalanya dengan matang dan sebaik mungkin, terutama persiapan pribadi. Sejak kecil, Sultan Al Fatih mempunyai mimpi untuk menaklukkan Konstantinopel. Apa yang dilakukannya? Tentu mempersiapkan diri dengan matang.

Sebagai wujud usahanya ia mempelajari sejarah perjalanan dan usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh raja Islam sebelumnya. Percobaan dimulai pada zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan (tahun 44 H). Setidaknya ada 6 kerajaan besar yang sudah mencoba sebelumnya. Usaha-usaha itu dipelajarinya semua.

Sebenarnya, walau jauh hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah me-nubuwwah-kannya, tapi persiapan matang, ihktiar optimal yang selalu diiringi doa tetap perlu dilakukan.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Lalu bagaimana dengan kita teman? Sudahkah kita mempersiapkan mimpi dengan sebaik-baiknya? Sudahkah kita terus melangkah mencari celah untuk merealisasikan mimpi-mimpi kita?

Kedua, Usaha Maksimal

Sebelum perang, Muhammad Al Fatih sudah menyiapkan 250 ribu tentara. Ukuran jumlah yang cukup besar. Ini adalah bukti usaha maksimal sebelum meraih sukses perlu dan wajib dilakukan. Kerahkan semua potensi dan jangan melakukannya dengan setengah-setengah. Kerahkan semua yang ada untuk meraih sukses dan jangan mengerahkan potensi seadanya. Sebab tak ada cerita sukses bagi mereka yang setengah hati meluapkan potensinya.

Yang tak kalah penting, Al Fatih  tidak hanya mempersiapkan persiapan fisik saja. Tapi juga senantiasa membina ruhiyah pasukannya. Sebelum berjihad, ia berkhutbah terlebih dulu di didepan pasukannya untuk menguatkan ruh mereka akan pentingnya jihad.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Begitu juga dengan kita. Untuk mewujudkan mimpi selain persiapan zahir tentu yang tak kalah hebat adalah mempersiapkan persiapan spiritual. Kekuatan ruhiyah ini merupakan kekuatan yang paling utama.

Kekuatan ruhiyah mampu mengalahkan kekuatan fisik. Kekuatan ruhiyah senantiasa terkait erat dengan Sang Maha Hidup, Allah Ta’ala. Tanyakan pada diri kita, “Sejauh mana kita telah menempa ruhiyah ini agar terus mengalir semangat besar meraih kesuksesan-kesukesan itu.”

Ketiga, Strategi Jitu

Menjemput sukses itu perlu strategi. Sebelum berperang, Al Fatih, mempersiapkan strategi dengan matang dan teliti. Ia tidak asal bertindak dan mengambil keputusan juga langkah secara gegabah. Semua potensi ia kerahkan untuk meraih sukses besar. Sebagai persiapan ruhiyah, ia mempersiapkan ilmu dengan matang sebelum melakukan amal nyata.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Dengan strategi yang matang itu, Al Fatih hanya membutuhkan waktu 45 hari untuk menaklukkan Konstantinopel. Meski diliputi rasa lelah yang luar biasa, dan kondisi nyawa terancam.

Namun, Muhammad Al Fatih dan pasukannya tetap tegar dan teguh untuk menaklukkan kota tersebut. Ada sikap sabar disana. Sabar saat usaha maksimal dengan strategi jitu sudah dipersiapkan. Bukan sabar hanya diam, menyerah dan berusaha sekedarnya.

Bagaimana dengan kita saudaraku? Kita pun bisa dan harus bisa seperti Al Fatih dan pasukannya dalam meraih sukses nyata. Selain punya punya strategi matang untuk meraih  kesuksesan itu, kita pun perlu sabar dalam mewujudkannya. Jangan tergesa-gesa sebab tergesa-gesa hanya mendatangkan kegagalan. Lebih dari itu, tergesa-gesa adalah bagian dari watak setan.

Muhammad Al Fatih memberikan resep suksesnya pada kita yakni; senantiasa bermunajat hanya kepada Allah, jauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam hari dan berpuasalah pada siang hari. Take action, jangan menunda-nunda. (R02/P001)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah