Kawasan Laut Mati, Yordania, MINA – Raja Yordania, Abdullah II mengatakan, negaranya membutuhkan kemitraan luas untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
“Kami menghadapi tantangan-tantangan besar selama dekade terakhir, termasuk untuk membantu para pengungsi,” ujarnya dalam pidato pada pembukaan Forum Ekonomi Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, di wilayah Dead Sea (Laut Mati), Sabtu (6/4). Al Quds melaporkan.
Forum berlangsung sampai Ahad, dengan partisipasi sejumlah kepala negara dan lebih dari 1.000 undangan dari 50 negara.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kemitraan yang kami perlukan meliputi investasi sektor swasta dan kapasitas produktif di semua tingkatan, termasuk perusahaan kecil dan menengah, serta sektor publik yang meningkatkan kepercayaan bisnis dan mendukung keberhasilan ekonomi,” lanjutnya.
“Yordania telah menetapkan prioritasnya di sektor ekonomi yang memberikan prospek yang menjanjikan untuk pertumbuhan dan investasi. Sektor-sektor ini didasarkan pada sumber daya ekonomi yang sangat baik, termasuk berbagai perjanjian perdagangan bebas dan ikatan perdagangan yang kuat yang menghubungkan Yordania dengan pasar lebih dari 1 miliar konsumen di seluruh dunia,” inbuhnya.
Raja Abdullah II dalam kesempatan ini juga menekankan, negaranya “bekerjasama dengan mitra internasional untuk meningkatkan bantuan bagi para pengungsi dan masyarakat Yordania sendiri.”
Ia berharap mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Sesi pembukaan dihadiri oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Nigeria Mohammed Bukhari, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterich dan para pejabat internasional.
Forum Ekonomi Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di sekitar Laut Mati diadakan untuk yang kesepuluh kalinya. Pertama kali diadakan tahun 2003. Yordania menjadi tuan rumah forum ini pada tahun 2017 dalam kemitraan dengan Dana Raja Abdullah II untuk Pembangunan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon