Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raja Yordania Tegaskan Tolak Kesepakatan Abad Ini

sri astuti - Jumat, 21 Februari 2020 - 01:30 WIB

Jumat, 21 Februari 2020 - 01:30 WIB

8 Views

Amman, MINA – Raja Yordania Abdullah dengan tegas menolak rencana “Kesepakatan Abad Ini” yang diajukan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Al- Monitor pada Kamis (20/2), Raja menegaskan hal ini pada Jared Kushner, Penasehat Khusus Donald Trump, yang juga menantu Trump yang berada di Amman untuk bertemu dengan Raja Yordania.

Sumber mengatakan, Raja Abdullah menolak pendekatan Kushner dan menegaskan kebijakan Yordania mendukung solusi dua-negara sebagai satu-satunya jalan ke depan.

Posisi tersebut didasarkan kepada Inisiatif Perdamaian Arab pada tahun 2002 dan resolusi-resolusi PBB, yang menyerukan pembentukan negara Palestina dengan wilayah seperti sebelum perang 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, serta penyelesaian  yang adil terhadap pengungsi Palestina.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Dengan penolakan Yordania,  saat ini ada kekhawatiran yang berkembang bahwa penolakan Yordan dapat mempengaruhi hubungan strategisnya dengan Amerika Serikat.

Rencana Trump sendiri menyebutkan peran khusus  Yordania sehubungan dengan Masjid Al-Aqsa, tetapi memberikan kesempatanan bagi non-Muslim untuk beribadah di kawasan sana, terutama sekali Yahudi yang mengaku juga punya tempat suci di sana.

Sementara itu pada 14 Februari lalu, ribuan warga Yordania menggelar aksi protes menolak rancangan Trump yang disebut sebagai “Perjanjian Abad Ini” dan juga menyerukan pemerintahnya membatalkan kesepakatan pembelian gas alam dari Israel.

Marwan Muasher, mantan Wakil Perdana Menteri yang sekarang menjadi  Wakil Presiden Studi Carnegie Middle East Center mengatakan, “Pemerintahan Trump secara efektif ingin memperlakukan Yordan sebagai jaminan.”

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

“Yordania dapat melakukan bunuh diri politik dengan menolak rencana Trump. Ini adalah masalah eksistensial bagi negara,” tambahnya.

Pengamat Politik Fahd Al-Khitan, menulis dalam Al-Ghad pada 10 Februari lalu, para pejabat senior Yordania merasa khawatir Pemerintah AS menangguhkan bantuan ke Yordania untuk memaksa negara itu setuju dengan rencana Trump.

Pada 12 Februari, pro-pemerintah TV Al-Mamlaka melaporkan, pemerintahan Trump telah mengusulkan bantuan sebanyak 1,3 miliar dolar AS buat Yordania dalam tahun anggaran mendatang. (T/SRT/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Breaking News
Palestina
Breaking News