Raja Ampat, MINA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkomitmen untuk menguatkan prinsip ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) dan sesama bangsa (ukhuwah wathaniyah) menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV MUI di Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (22/11) malam.
Kiai Ma’ruf mengingatkan, jangan sampai Pemilu 2019 justru dijadikan ajang bermusuhan dan menghalalkan semua cara. Perbedaan pilihan dalam pemilu ke depan jangan sampai membuat sesama anak bangsa saling bertikai.
“Jadi kita harus hormati dan toleransi perbedaan dalam pilihan pileg atau pilpres,” tutur dia.
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Sebagai upaya konkret, dia akan bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyosialisasikan pentingnya menjaga ukhuwah. Bagaimanapun Indonesia mempunya modal yang kuat yaitu keutuhan bangsa.
“Jangan sampai urusan pemilu yang lima tahunan itu merusak keutuhan bangsa,” ujarnya.
Kiai Ma’ruf juga mengingatkan, rusaknya persatuan bangsa yang berujung konflik hanya akan merugikan diri sendiri. Risiko yang dipertaruhkan sungguh besar. Jika konflik sudah meletus, sulit sekali menghentikannya seperti yang terjadi di Timur Tengah dan Afghanistan.
Kiai Ma’ruf mengatakan, persoalan di atas termasuk sekian tugas dan kewajiban MUI terhadap umat. Melindungi (himayat) umat adalah menjaga dan melindungi umat dari paham yang sesat dan menimbulkan perpecahan, dan terus berupaya menyatukan umat (tauhidul ummah).
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut
Selain itu, kata dia, MUI juga melakukan berbagai hal lain untuk melindungi umat dari muamalah yang tidak sesuai dengan syariah, makanan yang meragukan kehalalannya.
“Saat ini ekonomi syariah diyakini mampu menjadi pilar penting penyangga pembangunan nasional, “ imbuh Kiai Ma’ruf.
Dia menjelaskan, MUI juga sudah melakukan inisiasi dalam menggelindingkan pendekatan baru dalam ekonomi nasional. Pendekatan pembangunan ekonomi nasional yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi lemah yang dimitrakan dengan pemilik modal besar.
Pendekatan baru, kata Kiai Ma`ruf, itu disebut Era Baru Ekonomi Nasional. Ke depan, era baru ekonomi nasional tersebut diharapkan dapat terus digalakkan, sehingga dapat menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih berkeadilan.
Baca Juga: Rakor Haji untuk Maksimalkan Penyelenggaraan Tahun Depan
“Diharapkan disparitas ekonomi yang saat ini dirasakan, perlahan bisa dikikis,“ ujarnya.
Wakil Dewan Pertimbangan MUI, Prof Didin Hafidhuddin, juga sangat mendukung tema Rakernas MUI kali ini yakni “Peneguhan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathoniyah.”
“Tema ini perlu untuk diimplementasikan dalam keseharian dalam berorganisasi di MUI,“ kata Didin.
Kedua ukhuwah ini, menurut Didin, memiliki potensi besar dan kekuatan dahsyat untuk membangun bangsa dan negara ini.
Baca Juga: Menag Ajak Ribuan Jamaah Umrah Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina
Rakernas IV MUI di Raja Ampat yang digelar 22-24 November 2018 resmi dibuka oleh Dominggus Mandacan, Gubernur Papua Barat dan dihadiri Wakil Gubernur Papua Barat, Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat, Kapolda Papua Barat, Danrem 171, dan Kodam Cendrawasih.(L/R01/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wali Santri Ponpes Al-Fatah Samarinda Serahkan Donasi Pembangunan RSIA di Gaza